REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, juga mengingatkan kepada seluruh pembimbing ibadah haji yang ada di setiap kloter untuk persiapan Armina (Arafah-Mina). Mereka diminta memastikan agar seluruh jamaah yang akan menjalankan wukuf di Arafah memakai pakaian ihram, berniat ihram, shalat sunah dua rakaat dan tak melakukan hal-hal yang dilarang dan membatalkan ibadah haji.
"Sesuai syariat, jamaah laki-kali yang ihram dilarang memakai pakaian biasa, seperti baju, celana, sarung, dan sebagainya. Jamaah juga dilarang memakai sepatu menutup mata kaki. Jamaah juga dilarang menutup kepala yang melekat, seperti topi. Namun boleh memakai payung," katanya, Ahad (14/10) malam.
Sementara itu, jamaah haji perempuan selama ihram dilarang berkaos tangan dan menutup muka (memakai cadar). Namun, apabila karena takut auratnya terlihat lelaki lain, diperbolehkan.
Jamaah laki-laki dan perempuan, papar dia, mencukur, selama ihram dilarang memakai wangi-wangian, memotong kuku, mencukur rambut dan bulu, memburu dan membunuh binatang, melakukan ahad nikah atau lamaran, bercumbu, bersetubuh, bertengkar atau mencaci maki dengan sesama.
‘’Pemerintah tak memfasilitasi pelaksanaan ibadah tarwiyah,’’ imbuh Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH, Hj Wahyu Dewarini. Pihaknya meminta agar jamaah tak membawa perhiasan, barang berharga, dan uang yang berlebihan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Ia menyarankan agar uang, perhiasan, dan barang berharga dititipkan di Maktab. Namun, kata Rini, jamaah harus meminta tanda terima penitipan barang. ‘’Selama wukuf di Arafah perbanyak ibadah, membaca talbiyah, Alquran, berzikir, membaca shalawat, dan kalimat-kalimat yang baik.’’ Jamaah dilarang memaksakan diri ke Jabal Rahmah. Ia juga meminta jamaah tak berjalan-jalan saat wukuf.