Senin 15 Oct 2012 17:36 WIB

Persiapan Armina, Pembimbing Diminta Ingatkan Jamaahnya

Rep: Heri Ruslan/ Red: Dewi Mardiani
Jamaah haji di Padang Arafah
Foto: AP Photo
Jamaah haji di Padang Arafah

REPUBLIKA.CO.ID,  MAKKAH -- Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat, juga mengingatkan kepada seluruh pembimbing ibadah haji yang ada di setiap kloter untuk persiapan Armina (Arafah-Mina). Mereka diminta memastikan agar seluruh jamaah yang akan menjalankan wukuf di Arafah memakai pakaian ihram, berniat ihram, shalat sunah dua rakaat dan tak melakukan hal-hal yang dilarang dan membatalkan ibadah haji.

 

"Sesuai syariat, jamaah laki-kali yang ihram dilarang memakai pakaian biasa, seperti baju, celana, sarung, dan sebagainya. Jamaah juga dilarang memakai sepatu menutup mata kaki. Jamaah juga dilarang menutup kepala yang melekat, seperti topi. Namun boleh memakai payung," katanya, Ahad (14/10) malam.

 

Sementara itu, jamaah haji perempuan selama ihram dilarang berkaos tangan dan menutup muka (memakai cadar). Namun, apabila karena takut auratnya terlihat lelaki lain, diperbolehkan.

 

Jamaah laki-laki dan perempuan, papar dia, mencukur, selama ihram dilarang memakai wangi-wangian, memotong kuku, mencukur rambut dan bulu, memburu dan membunuh binatang, melakukan ahad nikah atau lamaran, bercumbu, bersetubuh, bertengkar atau mencaci maki dengan sesama.

‘’Pemerintah tak memfasilitasi pelaksanaan ibadah tarwiyah,’’ imbuh Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dan Pengawasan KBIH, Hj Wahyu Dewarini. Pihaknya meminta agar jamaah tak membawa perhiasan, barang berharga, dan uang yang berlebihan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

 

Ia menyarankan agar uang, perhiasan, dan barang berharga dititipkan di Maktab. Namun, kata Rini, jamaah harus meminta tanda terima penitipan barang. ‘’Selama wukuf di Arafah perbanyak ibadah, membaca talbiyah, Alquran, berzikir, membaca shalawat, dan kalimat-kalimat yang baik.’’ Jamaah  dilarang memaksakan diri ke Jabal Rahmah. Ia juga meminta jamaah tak berjalan-jalan saat wukuf.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement