REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan pemimpin oposisi Australia, Tony Abbott. Pertemuan dilakukan di Kantor Presiden pada Senin sore (15/10).
Dalam pertemuan selama kurang lebih satu jam ada dua hal utama yakni penyelundupan anak dan terorisme. Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan kedua pihak membahas kondisi dan hubungan bilateral kedua negara.
“Disamping masalah hubungan bilateral dan kerja sama, dibahas juga masalah people smuggling (penyelundupan manusian),” katanya saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden. Ia mengatakan kedua pihak sampai pada kesimpulan mengenai langkah yang perlu dilakukan dalam proses menekan penyelundupan anak.
Keduanya sepakat dan memiliki pandangan yang sama bahwa persoalan tersebut harus diatasi bersama. “Kerangkanya sudah dijalin tetapi perlu diperkuat ke depan dalam mengatasi masalah tersebut,” katanya.
Menurut dia, usai kunjungan kerja Presiden SBY ke Australia dan pertemuan dengan PM Australia, Julia Gillard, penyelesaian persoalan penyelundupan anak sudah ada kemajuan. Indonsia, lanjutnya, seringkali menyampaikan kepedulian dan keprihatinan agar nasib anak Indonesia yang menjadi korban penyelundupan diperhatikan.
“Kemajuannya cukup positif semenjak pertemuan di Darwin, Australia,” katanya. Dalam kesempatan itu, lanjutnya, Tony Abbott pun sempat menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia atas segala bentuk dukungan dan fasilitas untuk memperingati Bom Bali I belum lama ini.