REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT memuliakan penutup Rasul-rasul-Nya dengan tanda dan peristiwa luar biasa yang nyata dan bermacam-macam.
Tetapi Allah tidak memaksudkan semua itu sebagai tantangan, yakni untuk menegakkan hujjah atas kenabian dan risalahnya yang benar, melainkan sebagai penghormatan atau rahmat dari Allah dan kekuatan baginya serta pemeliharaan terhadapnya bersama-sama orang-orang yang beriman dengannya, jika dalam keadaan sulit.
Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa luar biasa itu tidak terjadi untuk memenuhi permintaan orang-orang kafir, bahkan sebagai rahmat dan kemuliaan dari Allah bagi Rasul-Nya dan kaum Mukmin.
Dalam hal itu, misalnya peristiwa Isra' yang telah disebutkan dengan jelas dalam Alquran, dan Mikraj yang diisyaratkan oleh Alquran dan disebutkan dalam hadis-hadis yang shahih.
Turunnya para malaikat untuk mengukuhkan dan membela orang-orang yang beriman di Perang Badar, turunnya hujan untuk memberi minum dan membersihkan mereka, mengukuhkan kaki mereka pada saat hal itu tidak dialami oleh kaum musyrikin, padahal mereka berada di dekat kaum Muslimin.
Perlindungan Allah terhadap Rasul-Nya dan sahabatnya di dalam gua ketika hijrah, dan meskipun kaum musyrikin menemukan tempat itu, sehingga andaikata salah seorang dari mereka melihat ke bawah, tentulah kedua orang itu akan terlihat, dan lain-lain yang tercantum dalam nash Alquran.
Juga yang sama dengan peristiwa itu adalah rasa kenyang sejumlah besar kaum Muslimin oleh makanan yang hanya sedikit ketika perang Ahzab dan Tabuk.
Sesungguhnya peristiwa-peristiwa luar biasa semacam ini tidaklah ditetapkan kecuali yang telah dinashkan dalam Alquran atau disebutkan dalam sunnah yang shahih. Adapun yang selain itu dan memenuhi kitab-kitab, maka kami tidak menerimanya dan tidak memerhatikannya.
Di antara hadis-hadis shahih dan kuat, ialah sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok sahabat tentang "rintihan batang kurma" ketika Nabi SAW pertama kali berkhutbah. Tatkala dibuatkan mimbar baginya dan beliau berdiri diatasnya untuk berkhutbah, terdengarlah suara dari batang kurma, seperti induk unta yang meratapi anaknya. Kemudian Nabi SAW menghampiri dan mengusapkan tangannya pada pohon itu. Maka, batang kurma itu pun terdiam.