REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hukum dan aktivis antikorupsi dari Universitas Andalas (Padang), Ferri Amsari, meminta partai politik Islam harus berani mengamputasi kader-kadernya yang terindikasi atau nyata-nyata melakukan tindakan korupsi. Langkah ini sangat diperlukan untuk meningkatkan citra dan tingkat elektabilitasnya di mata masyarakat.
Ia melihat, jumlah atau skala kader korup di tubuh parpol Islam relatif kecil. Namun, ulah mereka cukup mendominasi pemberitaan sehingga publik memaknainya secara umum.
"Tidak ada langkah-langkah berani dari parpol Islam untuk menghukum mereka secara kepartaian. Dalam hal ini, parpol Islam gagal melindungi partainya dari masuknya kader-kader perusak citra,'' kata Feri Amsari menjawab Republika, Rabu (17/10).
Ia juga mengingatkan, sebagai parpol berbasis idelogis-religius, parpol Islam menjadi sasaran empuk perusakan citra dari lawan-lawan politiknya. Mereka, antara lain, melakukannya melalui penyusupan kader-kader bermasalah ke tubuh parpol Islam.
''Di sisi lain, pimpinan parpol Islam tak mampu menahan diri untuk terjebak dalam permainan 'hitam' partai korup,'' ungkap Feri.
Hasil survei yang menempatkan partai Islam sangat rendah tingkat elektabilitasnya, menurut Feri, adalah alat politik untuk meruntuhkan tingginya keterpilihan parpol Islam. "Agar parpol Islam tidak ditinggalkan, sebaiknya hasil survei itu dijadikan bahan 'muhasabah' penting,'' katanya.