REPUBLIKA.CO.ID, KAZAN -- Pengadilan di Kazan, ibu kota Republik Rusia Tatarstan memutuskan Islamic Center yang beroperasi di tengah kota harus ditutup.
Alasannya, Islamic Center itu dianggap mendistribusikan buku teks agama Islam tanpa lisensi. Seperti dikutip Interfax dan tatar-inform.ru, Kamis (18/10), putusan itu diberlakukan untuk mencegah aktivitas terorisme di wilayah tersebut.
Pembunuhan Wakil Mufti, Valiula Yakupov dalam serangan mematikan di Kazan menjadi pertimbangan perlunya aksi pencegahan. Baru-baru ini, aparat polisi Tatarstan memeriksa kelompok yang menetap di sebuah sel.
Dalam sel itu berada dibawah tanah. Ketika digeledah, dalam sel bertingkat delapan itu terdapat 27 anak-anak dan 38 orang dewasa.
Dewan Mufti juga tak kalah sigap dalam mencegah perkembangan aktivitas terorisme. Mereka menyarankan kepada Direktorat Spiritual Islam untuk secara selektif memilih imam yang berasal dari luar Rusia.
Sebelumnya, Direktorat Spiritual Muslim Tatarstan telah mengirimkan permintaan resmi kepada parlemen republik guna menanyakan kemungkinan amandemen undang-undang republik terkait pembatasan ulama asing. Saat ini, pemintaan itu masih dalam pembahasan.