REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Wakil Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan, sistem pertahanan Israel sangat rapuh terhadap serangan balik yang mematikan dari Iran.
"Rezim Zionis [Israel] tidak memiliki sistem pertahanan yang kuat, mekanisme pertahanan rezim ini sangat rentan dan rapuh terhadap serangan mematikan tentara Iran dan tentara Garda Revolusi Islam," ujarnya, Kamis (18/10), seperti dikutip Press TV.
Israel, menurut dia, seringkali terlibat dalam kampanye perang psikologis dan permainan politik licik terhadap Republik Islam. Dengan kondisi tersebut, justru akan menjadi bumerang buat Israel dan sebaliknya memperkuat posisi Iran.
"Strategi pertahanan Tel Aviv tidak cocok untuk perang skala besar. Serangan terhadap Iran akan mempercepat kehancuran rezim Israel, karena rezim Isarel tidak memiliki strategi pertahanan yang kuat," katanya lagi.
Hossein mengatakan saat ini Iran lebih siap daripada waktu termasuk peralatan militer dan infrastruktur. Karena itu, lanjut dia, tidak ada kerentanan dalam sistem pertahanan negara Mullah itu.
Israel berulang kali mengancam untuk melakukan serangan militer terhadap fasilitas energi nuklir Iran. Ancaman Israel itu didasarkan pada klaim tidak berdasar, kegiatan nuklir damai Republik Islam ditujukan untuk membuat bom atom.
Para pejabat Iran sendiri membantah tuduhan itu, dan menegaskan bahwa Iran tidak akan memulai perang namun akan memberikan respon menghancurkan setiap serangan militer terhadap negara itu. Iran juga, memperingatkan bahwa setiap tindakan sekecil apapun bisa mengakibatkan perang yang akan menyebar di luar Timur Tengah.