REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad mendesak gencatan senjata di Suriah dan menyeru dialog internal untuk menyelesaikan krisis itu, tapi menolak usul Turki mengganti Presiden Bashar al-Assad, kata pers Kuwait pada Kamis (18/10).
"Perang dan pembunuhan warga tidak bersalah di Suriah, yang terus terjadi, tidak bisa diterima. Gencatan senjata harus disetujui dan kemudian dialog dimulai," kata Ahmadinejad, yang dikutip surat kabar "Al-Anbaa".
"Solusi harus dibuat oleh rakyat Suriah," katanya dalam kunjungannya ke Kuwait pekan ini, di mana ia menghadiri KTT Dialog Kerja Sama Asia.
Ahmadinejad menolak satu usul Turki yang dikemukakan awal bulan ini bahwa Wakil Presiden Suriah Faruq al-Shara menggantikan Bashar dalam satu tahap transisi di Suriah.
"Ini berarti kita memberlakukan satu solusi negara asing pada konflik Suriah. Solusi itu harus dibuat rakyat Suriah dan tidak dibuat dari luar dan rakyat Suriah harus memutuskan melalui pemilihan," kata pemimpin Iran itu.
Ahmadinejad mengatakan ia membicarakan krisis Suriah dengan Perdana Turki Recep Tayyip Erdogan dalam satu pertemuan Selasa di sela-sela KTT regional di Azerbaijan.
"Tujuan utama ita adalah mencapai keamanan dan stabilitas di Suriah," kata Ahmadinejad. "Tetapi perbedaan itu sdalah cara-cara untuk mwncapai tujuan itu."
"Sejumlah pihak yakin bahwa kemajuan dapat dicapai melalui perang tetapi kami yakin bahwa cara-cara untuk mencapai tujuan itu adalah melalui dialog nasional."
Ahmadinejad mengatakan Iran akan menghormati pilihan rakyat Suriah dan menambahkan landasan harus dipersiapkan bagi tercapainya satu pengertian," dan ini adalah yang kami kemukakan kepada Erdogan dan meminta dukungannya.