REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sedikitnya 85 calon haji nonkuota tidak bisa berangkat menuaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah, Arab Saudi, karena tidak mendapatkan visa.
"Sejak Selasa (16/10) kami di hotel. Namun tidak ada kepastian," kata calon haji asal Kendari, Sulawesi Tenggara, Muslimin, yang mewakili teman-temannya di sebuah hotel di Jakarta, Sabtu (20/10).
Calon jamaah haji tersebut antara lain berasal dari Sulawesi, Kalimantan dan Jawa. Muslimin tidak mengetahui mengapa mereka sampai tidak bisa memperoleh visa. Padahal, katanya, pada tahun sebelumnya haji nonkuota bisa berangkat.
Pihak biro perjalanan, katanya, mengaku sudah mendapat jaminan dari Kedubes Arab Saudi bahwa mereka akan memperoleh visa. "Padahal, kami sudah mengadakan acara pelepasan di tempat masing-masing sebelum berangkat ke Jakarta," kata Muslimin didampingi calon jamaah lainnya.
Sementara itu, Ketua Umum Koordinator Nasional Indonesia, Bisa A Asrun Tonga, mengaku menerima banyak laporan yang mengatakan banyak calon jamaah haji nonkuota tidak bisa berangkat karena tidak memperoleh visa. Jumlahnya bisa mencapai 5.000 orang.
"Saat ini banyak calon haji yang tersebar di hotel-hotel di Jakarta menunggu kepastian," katanya. Jadwal terakhir calon jamaah haji kuota adalah pada 21 Oktober 2012. Yang mengherankan, katanya, pada tahun lalu ribuan calon haji bisa berangkat.
Menurut Asrun, jika memang haji nonkuota tidak bisa berangkat, maka Kementerian Agama seharusnya melakukan sosialisasi terlebih dahulu secara lebih luas. Ia juga meminta pihak terkait agar kebijakan itu tidak diterapkan dengan tiba-tiba. Kalau pun diterapkan, hendaknya jangan tahun ini, namun tahun depan.
Untuk itu, ia akan mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai upaya untuk membenahi pemberangkatan calon haji. Usul itu antara lain agar dibentuk badan independen yang menangani pemberangkatan haji.