REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memperluas jangkauan program afirmasi pendidikan tinggi. Mendikbud, M Nuh mengatakan, ada tiga hal pokok yang harus menjadi perhatian khusus program afirmasi.
Pertama, sistem rekrutmen diserahkan pada Perguruan Tinggi Negeri. "Harus memperhatikan potensi, tidak bisa semua calon diterima," katanya, Selasa (23/10) malam.
Kedua, harus ada pembicaraan yang baik mengenai pendanaan. "Jangan sampai ketika sampai ke tempat tujuan, mereka tidak mendapat uang saku," ujar Nuh. Dirinya meminta hal ini ditangani khusus agar jangan sampai peserta afirmasi terbebani masalah finansial.
Jika kedua hal ini sudah terpenuhi, pihak kampus diminta tetap melakukan pembinaan dan pendampingan agar para peserta cepat beradaptasi dengan kultur budaya di daerah tujuan.
Program afirmasi merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti, Kemdikbud), serta Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B). Sejauh ini, ratusan calon mahasiswa ini merupakan putra-putri asli Papua dan Papua Barat yang telah lolos seleksi.
Calon mahasiswa ini akan mengenyam pendidikan tinggi di 40 program pendidikan pilihan mereka, di antaranya Fakultas Kedokteran, Kedokteran Hewan, Kesehatan Masyarakat, Teknik Sipil, Arsitektur Lanskap, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Kimia, Teknik Sipil, dan Lingkungan.
Program pendidikan lainnya adalah Akutansi, Agrobisnis, Agroteknologi, Statistika, Peternakan, Perikanan Kelautan, Manajemen Sumber Daya, Manajemen Hutan, Manajemen Sumber Daya Perairan, Biologi, Ekonomi, Proteksi Tanaman, dan Sastra Indonesia.
Program yang dibiayai negara ini diharap bisa memberi dukungan dan mengembangkan ide-ide lain, seperti misalnya penelitian, pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. Ini berguna untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan keberpihakan pengembangan sumber daya manusia bagi masyarakat di daerah 3T.