REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, mengutuk serangan NATO ke gerilyawan yang mengakibatkan tiga warga sipil tewas, pada Sabtu (20/10). Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) NATO yang dipimpin Amerika Serikat (AS) menyampaikan belasungkawa atas tewasnya warga sipil itu.
Komandan ISAF, Jenderal John Allen, menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga para korban dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi. Pihaknya mengatakan, para pejabat akan bertemu secara pribadi untuk menawarkan pembayaran belasungkawa.
Sebuah pernyataan dari kantor Karzai mengatakan, "Operasi untuk menahan dua gerilyawan bersenjata itu mengakibatkan pembunuhan terhadap empat anak pengembala hewan tak berdosa."
Presiden Afghanistan juga menuduh pasukan pimpinan NATO karena gagal menghindari korban sipil selama operasi mereka melawan pemberontakan keras kepala yang dipimpin Taliban. "Presiden Karzai mengutuk dalam istilah terkuat kepada operasi militer NATO di Baraki Barak," kata pernyataan itu, seperti dilansir dari AFP, Rabu (24/10).
"Meskipun janji-janji diulangi oleh NATO untuk menghindari korban sipil, kematian orang-orang tak berdosa termasuk anak-anak masih sering terjadi dalam memerangi terorisme yang tempat persembunyiannya masih tetap aman di luar perbatasan Afghanistan," tegasnya.
ISAF mengatakan insiden itu sedang diselidiki. Korban sipil dalam operasi NATO saat menghadapi pemberontak adalah masalah sensitif dalam hubungan antara pimpinan angkatan dan pemerintah Karzai. Karzai sering bereaksi dengan marah, dengan alasan bahwa insiden tersebut membuat orang-orang menentang pemerintahannya di tengah pemberontakan Taliban selama satu dekade bertujuan menjatuhkan pemerintahannya.
Ribuan warga sipil tewas dalam perang setiap tahun, dengan Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan sebagian besar kematian tersebut disebabkan oleh pemberontak. Menurut pernyataan PBB, 1.145 warga sipil telah tewas dalam perang selama enam bulan pertama tahun ini, dengan 80 persen dari kematian akibat gerilyawan. Tahun lalu secara keseluruhan, satu rekor 3.021 warga sipil tewas dalam perang, kata PBB.