Jumat 26 Oct 2012 15:47 WIB

Ini Pasal-pasal yang Dikurangi di RUU Kamnas

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Dewi Mardiani
RUU Kamnas (ilustrasi)
Foto: Setara Institute
RUU Kamnas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengurangi sejumlah pasal dalam Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas). Alasannya, pasal-pasal tersebut dianggap bertabrakan dengan UU organik yang sebelumnya ada.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kapuskom Publik Kemenhan), Kolonel Kav Bambang Hastawan, merinci sejumlah pasal yang telag dikeluarkan pihaknya dari RUU Kamnas. Seperti, Pasal 29, 31, 32, 50, dan 51. "Dikurangi karena sudah ada dalam UU organik," kata dia, Jumat (26/10).

Dari data yang didapat, Pasal 29 mengatur tentang pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian menetapkan kebijakan penyelenggaraan tugas dan tanggung jawab sesuai fungsi masing-masing untuk mendukung penyelenggaraan keamanan nasional berdasarkan kebijakan dan strategi keamanan nasional.

Pasal 31 mengatur tentang kepala daerah provinsi/kabupaten/kota menetapkan kebijakan dan strategi pelaksanaan tata pemerintahan di daerah yang mendukung penyelenggaraan keamanan nasional berdasarkan kebijakan dan strategi keamanan nasional.

Sementara dalam Pasal 32, dalam memelihara dan menjaga keamanan umum dan ketertiban umum pada status hukum keadaan tertib sipil, dan status hukum keadaan darurat sipil sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31. Isinya, gubernur membentuk Forum Koordinasi Keamanan Nasional Daerah Provinsi yang terdiri dari Pimpinan TNI tertinggi di daerah provinsi, Kepala Kepolisian di daerah, Kepala Kejaksaan Tinggi, Kaposwil BIN di daerah provinsi, Kepala BPBD, dan Kepala BNNP.

Menurut Bambang, aturan tersebut sesungguhnya tidak dikeluarkan, melainkan disesuaikan dengan UU Organik yang sebelumnya telah ada. Selain disesuaikan, Kemenhan juga melakukan penambahan satu pasal dalam RUU Kamnas, yakni yang mengatur soal penanggulangan ancaman keamanan udara. "Aturan itu sebelumnya belum ada, jadinya dimasukkan."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement