REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Sentimen anti-Amerika kembali memanas di Perfektur Okinawa, Jepang. Situasi ini dipicu oleh merebaknya kembali kasus pemerkosaan di daerah tempat pangkalan militer Amerika Serikat di Jepang itu.
Baru-baru ini, dua marinir AS diduga terlibat dalam pelecehan seksual terhadap penduduk setempat. Dua marinir berusia 23 tahun itu kini tengah menjalani pemeriksaan di internal militer AS.
Kekecewaan warga Okinawa juga diperburuk oleh sikap Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda yang enggan mengambil langkah politik serius terkait kasus-kasus pelecehan seksual di pangkalan militer Futenma. Warga setempat juga belum cukup puas dengan janji pihak AS untuk melakukan investigasi serius terhadap kasus-kasus pelecehan tersebut.
Atas kekecewaan ini, warga Okinawa menuntut ditutupnya seluruh pangkalan militer AS di Jepang. "Tentara-tentara AS terus dirotasi. Mereka tinggal di Okinawa selama satu, dua, atau tiga tahun lalu pergi. Dan gelombang tentara lain datang mengganti. Selama para tentara itu di sini, mereka sangat sulit untuk mengubah perilaku," kata seorang anggota parlemen Okinawa, Chobin Zukeran, Sabtu (27/10).
Menanggapi kritikan ini, pejabat militer AS di Jepang mengakui sebagian tentaranya telah melakukan tindakan-tindakan kurang menyenangkan terhadap warga sekitar pangkalan. Namun, AS mengklaim sebagian besar tentaranya di Jepang dapat berasimilasi dengan baik dengan warga sekitar.