Ahad 28 Oct 2012 15:10 WIB

Obama Gagal Turunkan Sikap Anti-Kulit Hitam

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
  Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney usai debat capres di Lynn University, Selasa (23/10).
Foto: Pablo Martinez Monsivais/AP
Presiden AS Barack Obama bersama kandidat presiden dari partai Republik Mitt Romney usai debat capres di Lynn University, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Terpilihnya Presiden Barack Obama empat tahun silam tidak menyurutkan sikap antikulit hitam di Amerika Serikat (AS). Hasil jajak pendapat menunjukkan sentimen buruk terhadap ras Afro-Amerika di AS malah meningkat.

Kantor berita The Associated Press, bersama lembaga riset GfK Custom Research menemukan setengah dari jumlah populasi di negara itu menolak keberadaan kulit hitam. Dikatakan, 51 persen dari 1071 responden usia dewasa di AS, menyatakan dengan gamblang antikulit hitam.

Hal ini meningkat tiga persen saat Obama menang pada 2008 lalu. Hasil jajak pendapat yang dilansir dalam kanal berita Aljazirah dengan judul polling Finds Fresh Increase in US Racism tersebut juga menunjukkan sikap tak langsung warga AS yang antikulit hitam kian meningkat.

Empat tahun lalu, saat Obama terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di AS, sikap tersebut mencapai 49 persen. Angka itu sangat tinggi dan tidak menurun. Menjelang pemilihan presiden sepekan mendatang, sikap antikulit hitam malah melonjak.

Hasil jajak pendapat yang dirilis saat Sabtu (27/10) itu mengatakan, secara implisit 56 persen responden anti terhadap ras pemimpin mereka. "Sebanyak apapun berharap, tampaknya sikap anti-(kulit)-hitam (di AS) tidak menurun, sama seperti tahun lalu," kata peneliti dari Universitas Stanford, Jon Krosnick, sperti dikutip Aljazirah, Ahad (28/10).

Aljazirah mengatakan, Obama sendiri sangat berhati-hati dengan persoalan rasisme. Presiden tidak pernah melakukan konfrontasi terbuka terkait isu-isu rasial. Padahal, banyak juga warga kulit putih terang-terangan menampakkan kebencian terhadap kulit hitam, dan berperilaku rasis.

Perilaku tersebut diwujudkan mulai dari kebrutalan polisi saat menangkap pelaku kriminal yang dilakoni kulit hitam. Hingga pemasangan poster atau spanduk yang bernada menghina. Beberapa kasus bahkan diwujudkan dengan meludahi patung-patung presiden.

Hasil jajak pendapat tidak menunjukkan adanya keberpihakan responden terhadap partai politik di AS. Partisipan Partai Republik dan Partai Demokrat juga menyimpan prasangka rasial terhadap kulit hitam. Dikatakan, partisipan partai sayap kanan memiliki sikap sentimen akut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement