Senin 29 Oct 2012 13:24 WIB

Dhuba'ah binti Zubair, Sang Peminta Syarat (2)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Namanya melambung melalui hadis tentang diperbolehkannya menetapkan syarat dalam niat haji atau umrah.

Dhuba'ah meminta petuah dan syarat itu langsung di hadapan Rasulullah. Peristiwa ini membuat ia terkenal dengan julukan al-musytarithah, sang peminta syarat.

Aisyah menuturkan saat itu, Nabi bertandang ke rumah Dhuba'ah binti Zubair bin Abdul Muthalib.

Lalu, Dhuba'ah pun berkata, "Ya Rasulullah, aku bermaksud hendak menunaikan ibadah haji, tetapi aku sakit, bagaimana itu?"

Maka Nabi menjawab,"Hajilah dan syaratkan dalam niatmu, ‘bahwa tempat tahalulku di tempat saya tertahan (karena sakit)’.”

Riwayat lain menambahkan, Rasulullah mengajari Dhuba'ah tata cara berniat dengan keberadaan syarat di dalamnya seperti berikut. “Ya Allah aku menjawab panggilan-Mu dengan melakukan ihram untuk umrah, jika aku terhalang sesuatu di tengah jalan, tahalulku di tempatku tertahan tersebut."

Keturunan

Dhuba'ah, bersama saudarinya, Ummu Hakim, adalah pemberi keturunan bagi az-Zubair. Selain dari keduanya, az-Zubair tak memiliki cucu. Walaupun demikian, putra kesayangan Dhuba'ah, Abdullah, lebih dahulu menghadap Sang Khaliq, saat Perang Jamal.

Az-Zubair sangat mencintai Dhuba'ah. Perasaan yang sama juga dicurahkan az-Zubair, kepada keponakannya, Muhammad.

Sewaktu Nabi masih kecil dan berada di Makkah, paman tertuanya itu menyayangi Muhammad kecil dan mengasihinya. Sang paman yang berjuluk Abu Thahir tersebut kerap mengajak Muhammad bermain.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement