REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Unit Pelaksa Transjakarta Busway, Muhammad Akbar, mengakui keluhan penumpang terkait waktu tunggu yang lama. Menurutnya hal tersebut disebabkan tiga hal, di antaranya jalur yang tidak steril.
Jalur transjakarta sering diserobot kendaraan pribadi ini menyumbang 50 persen permasalahan yang dihadapi manajemen.
Selain itu, permasalahan yang dihadapi transjakarta adalah terbatasanya stasiun bahan bakar gas. Menurutnya, di Jakarta hanya terdapat empat stasiun pengisian bahan bakar gas. Sementara armada transjakarta sebanyak 567 bus.
Dia mengatakan, sekali pengisian bahan bakar membutuhkan waktu dua sampai tiga jam dan dalam sehari dilakukan dua kali pengisian. Selain terbatas, dia menilai bahan bakar gas berkualitas rendah karena mengandung campuran oli.
Akbar juga mengatakan jumlah armada yang ada di Jakarta masih kurang. Karenanya, dia mengharap bantuan 1.000 bus dari gubernur DKI Jakarta. Sementara, dia mengaku akhir 2012 terdapat tambahan 102 bus, 36 di antaranya dari Dinas Perhubungan.
Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat dan kepolisian bisa bekerja sama menjaga jalur busway supaya steril. Dia juga berharap pihak terkait seperti Kementrian ESDM, Pertamina, dan Perusahaan Gas Negara (PGN) memperhatikan bahan bakar gas yang digunakan transjakarta.