Ahad 04 Nov 2012 16:31 WIB

Ironis di Inggris

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Ratu Inggris Elizabeth II berjabat tangan dengan Kepala Angkatan Bersenjata Inggris saat upacara penyambutan dengan Parade Pasukan Berkuda di London, Inggris, Rabu (31/10).
Foto: REUTERS/Lefteris Pitarakis
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Ratu Inggris Elizabeth II berjabat tangan dengan Kepala Angkatan Bersenjata Inggris saat upacara penyambutan dengan Parade Pasukan Berkuda di London, Inggris, Rabu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jelang kepergian rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari London, Inggris, ke Laos pada Sabtu pagi (3/11), ada informasi yang diberikan dari pihak biro pers istana kepada wartawan. Kala itu, diperingatkan untuk tidak membawa segala sesuatu yang berbentuk cair atau gel, terutama di tas yang akan dibawa ke dalam pesawat atau kabin.

Rombongan wartawan yang diinapkan di hotel Millenium sejak subuh sempat panik. Sebab, koper sudah ditata dan disimpan dilobi sejak pukul 04.00 pagi waktu setempat. Sedangkan jam kumpul wartawan baru pukul 07.00. Tak sedikit peralatan mandi dan lainnya seperti parfum dimasukan ke dalam tas yang akan dibawa ke kabin.

"Barang yang bentuknya cairan ataupun gel jangan dibawa ke kabin. Sebaiknya disimpan di koper. Karena tak boleh dan pasti diperiksa dan dibuang. Bisa lama kalau satu-satu diperiksa dan tas dibongkar. Makan waktu," kata salah seorang petugas biro pers.

Sontak, wartawan pun bergerak mengobok-obok tas mencari barang yang disyaratkan. Keluarlah body lotion, pasta gigi, parfum, minyak kayu putih, obat batuk, sabun cair, hingga obat herbal. Barang-barang itu pun dibuang atau dimasukkan di koper, yang artinya bongkar koper dan menatanya lagi, atau diberikan kepada teman yang berdomisili di Inggris.

Sekitar pukul 08.00, wartawan digiring ke hotel Grovesnor House, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginap. Diadakan konferensi pers selama hampir 1,5 jam atau pukul 09.30. Setelah itu, rombongan langsung bergerak ke bandara Heathrow untuk lepas landas pukul 10.00. Dengan perjalanan yang memakan waktu hampir setengah jam, tidak banyak waktu yang tersisa.

Begitu sampai bandara, semua sudah digiring dan diburu-buru karena tak ada waktu. Apalagi Inggris termasuk negara yang sering tepat waktu. Jatah waktu take off yang diberikan pihak bandara Heathrow harus ditepati Garuda Indonesia.

Siap dengan security door, petugas pengamanan bandara, hingga anjing yang disiapkan, rombongan pun mulai bergerak ke pintu masuk sambil berlari kecil. Sambil beberapa berteriak mengingatkan: "Barang yang cair udah tak ada kan?"

Tak disangka, security door tidak ada. Petugas keamanan bandara hanya berdiri sambil memegang anjing. Sempat bingung, tetapi kaki tetap berlari. Ternyata, tidak ada pemeriksaan. Rombongan pun langsung masuk pintu belakang pesawat.

Begitu di dalam pesawat, duduk, dan menata tas, barulah semua tertawa sambil sedikit ngambek. "Lha, terus ngapain tadi barang-barang cairnya di buang?" kata salah satu wartawan. "Ternyata gak diperiksa," kata yang lain sambil tertawa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement