REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Menteri Kesehatan Dr Nafsiah Mboi menyatakan, angka penderita penyakit malaria di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) cukup tinggi, bahkan di atas angka nasional pada tahun 2011.
"Angka penderita malaria secara nasional lebih rendah, dibandingkan angka di Sulbar," kata Menkes saat menghadiri acara rapat kerja kesehatan daerah (Rakesda) Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di Mamuju, Senin (5/11).
Menkes mengatakan, angka penderita malaria secara nasional rata rata sekitar 1,75 untuk setiap 1.000 penduduk sementara di Sulbar mencapai rata rata angkanya 1,91 untuk setiap 1.000 penduduknya. "Itu artinya Sulbar lebih tinggi sekitar 0.16, atau angka penderita malaria di sulbar diatas nasional sehingga mengakibatkan sulbar masih dianggap daerah bermasalah kesehatan," katanya.
Menurut dia, angka penderita malaria di sulbar berdasarkan data Kementrian Kesehatan berbeda dengan data yang dimiliki pemerintah di sulbar yang mencatat angka penderita malaria di daerahnya hanya 0.35 untuk setiap 1000 penduduknya.
"Ini juga harus menjadi evaluasi bersama mengapa angka penderita malaria menurut data pemerintah di sulbar lebih rendah, ini mesti mendapat perhatian pemerintah di Sulbar, karena data Kemenkes masih sangat tinggi, dan harus mendapatkan perhatian," katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan, dalam menyusun program kesehatan Dinkes Sulbar harus meningkatkan kinerjanya agar sasaran pelayanan kesehatan di sulbar tidak mengalami kekeliruan yang akan menjadi kendala dalam hal pelayanan kesehatan di Sulbar.
"Malaria harus terus diantisipasi agar tidak menjadi wabah atau dalam kondisi kejadian luar biasa, karena itu akan menghambat pelaksanaan program peningkatan kesehatan untuk kesejahteraan masyarakat daerah ini," katanya.