Jumat 09 Nov 2012 14:30 WIB

Internasional Dukung Nobel untuk Malala

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Dewi Mardiani
Anak-anak Pakistan berdoa bagi kesembuhan Malala Yousafzai (14 tahun) yang ditembak Taliban karena memperjuangkan sekolah bagi anak-anak perempuan.
Foto: AP
Anak-anak Pakistan berdoa bagi kesembuhan Malala Yousafzai (14 tahun) yang ditembak Taliban karena memperjuangkan sekolah bagi anak-anak perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, Puluhan ribu warga Inggris berkumpul, meminta pemerintah mengusulkan hadiah nobel perdamaian untuk seorang gadis Pakistan, Malala Yousafzai. Memperjuangkan hak pendidikan perempuan, Malala ditembak kelompok Taliban sebulan lalu. Sekumpulan warga mengampanyekan peran Malala dalam hak pendidikan wanita.

Mereka pun mendesak Perdana Menteri Inggris, David Cameron, beserta para pejabat senior pemerintahan untuk mengusulkan nama Malala sebagai peraih nobel perdamaian. "Malala bukan sekedar satu dari banyak wanita muda. Dia berbicara keras kepada semua orang yang menolak pendidikan karena berdasarkan gender," ujar pemimpin kampanye, Shahida Choudhary, yang merupakan keturunan Pakistan-Inggris.

Lebih dari 60 ribu orang menandatangani petisi di Inggris sebagai bagian dari dorongan global oleh pendukung hak-hak perempuan. Mereka menominasikan Malala sebagai peraih nobel perdamaian. "Saya memulai petisi ini karena hadiah nobel perdamaian untuk Malala akan memberikan pesan kepada dunia yang melihat dan akan mendukung mereka yang membela hak perempuan untuk memperoleh pendidikan," kata Choudhary.

Kampanya serupa juga bermunculan di negara lain, seperti Kanada, Perancis, dan Spanyol. Sabtu (10/11) malam, mereka pun akan menggelar Hari Aksi Global untuk mendukung nobel bagi Malala. Hari Sabtu dipilih, karena tepat sebulan pasca insiden penembakan.

Berdasarkan peraturan Komite Nobel, hanya tokoh tertentu, seperti anggota Majelis Nasional dan Pemerintah yang berwenang membuat nominasi peraih nobel. Bulan Oktober lalu, nobel perdamaian telah diberikan kepada Uni Eropa yang dianggap mampu mempromosikan perdamaian dan demokrasi.

Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang vokal melawan Taliban untuk memperoleh hak pendidikan bagi anak-anak perempuan. Gadis 14 tahun tersebut ditembak oleh pasukan bersenjata Taliban saat pulang sekolah, 9 Oktober lalu. Peluru bersarang di tengkoraknya. Malala pun dilarikan ke rumah sakit setempat, lalu kemudian ke Rumah Sakit Queen Elisabeth di Birmingham, Inggris.

Sebulan sudah Malala berjuang hidup pasca-penembakan. Kondisi Malala sejak mendapat perawatan di Inggris semakin membaik.  Ayah Malala, Zianuddin Yousafzai, bersama keluarga lain terus menemani Malala. "Saya sangat bersyukur dan merasa sangat tersentuh dengan harapan orang-orang di seluruh dunia dari semua kasta, warna dan keyakinan," kata ayah Malala, seperti dilansir BBC.

Pelaku penembakan Malala merupakan seorang komandan Taliban Pakistan yang dikenal kejam, Maulana Fazlullah. Dia bersama anak buahnya menguasai Lembah Swat, tempat kelahiran Malala. Mereka bahkan pernah meledakkan sekolah anak perempuan dan mengeksekusi di depan publik dengan kejam.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement