REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengatakan Iran telah memperlambat program uranium untuk membuat senjata nuklir. Upaya Iran untuk memperkaya uranium, kata dia, mundur dari jadwal.
"Mereka menunda kedatangan uranium di garis merah selama delapan bulan," ujarnya seperti dalam stasiun televisi Israel, Jumat (9/11). Barak tak menyebutkan alasan kemunduran Iran tersebut dan tak jelas apa maksud garis merah tersebut.
Komentar Barak menyusul laporan pengawas nuklir PBB yang mengatakan Iran menggunakan uranium untuk reaktor peralatan medis dan mustahil untuk diproses ulang menjadi senjata.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di hadapan Majelis Umum PBB September lalu mengatakan, dunia perlu upaya antisipasi hingga musim panas, karena saat itulah Iran telah mampu membuat sebuah bom nuklir. Israel, kata Netanyahu, akan menahan Iran mengembangkan senjata nuklir.
Badan Energi Atom Internasional melaporkan pada Agustus bahwa Iran memperkaya Uranium hingga 20 persen menjadi lempeng bahan bakar reaktor. Bahan tersebut tak dapat digunakan sebagai bahan ledak. Artinya, produksi Uranium Iran sangat jauh dari tuduhan telah memproduksi senjata.
Komentar Barak pun bertentangan dengan laporan stasiun televisi Israel pekan ini yang menyatakan Israel menghadapi ancaman serangan Iran. Netanyahu dan Barak pun menyatakan telah menyiapkan militer untuk bersiaga tingkat tinggi jika terjadi serangan Iran.
Barat dan Israel telah menuding Iran memproduksi senjata nuklir secara rahasia. Namun Iran menyangkal dan menegaskan bahwa nuklir Iran hanyalah untuk tujuan damai. Israel menganggap nuklir Iran sebagai ancaman negara mengingat Iran penentang keras negara Yahudi tersebut dan memihak kelompok anti-Israel.
Namun masyarakat internasional memulai kembali perundingan nuklir dengan Iran. Badan Nuklir PBB pun direncanakan akan berunding dengan Iran bulan depan. Pemerintah AS pun melakukan hal sama. Sementara Israel, menurut Barak, meragukan negosiasi yang bermaksud membujuk Iran menghentikan program nuklir tersebut akan berjalan efektif.