Rabu 14 Nov 2012 21:07 WIB

Iran Sesumbar Produksi Sendiri Hovercraft Peluncur Drone & Rudal

Hovercraft Iran yang diklaim Teheran diproduksi sendiri negara itu.
Foto: PRESS TV
Hovercraft Iran yang diklaim Teheran diproduksi sendiri negara itu.

REPUBLIKA.CO.ID, Pernyataan peralatan perang Iran selalu menarik untuk diikuti. Beberapa contoh, beberapa rangkaian latihan militer Iran digelar pekan ini dan para Mullah memamerkan sejumlah hovercraft--kapal berbantalan udara yang bisa meluncurkan misil dan drone, begitulah klaim Teheran.

Hovercraft, dijuluki Tondar (atau Guruh), menjadi sorotan utama latihan yang dilaporkan menghadirkan pula drone, jet tempur dan sekitar 8 ribu tentara untuk disebar di timur negara itu. Menurut kantor berita Iran, hovercraft itu didesain untuk 'dalam operasi penyerangan di misi amfibi jarak menengah' dan pertahanan asimeteris.

Pernyataan itu diucapkan oleh Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi saat mengumumkan keberadaan hovercraft pada Ahad. Selain itu ada versi untuk mengangkut tentara yang masih belum diungkap ke publik. Teheran juga mengklaim seluruh hovercraft asli buatan Iran.

Tak hanya itu, Tehran juga menguji coba sistem antiudara buatan Rusia, S-200, yang menjadi salah satu sasaran AS, jika sewaktu-waktu Presiden Obama menginstruksikan penyerangan terhadap program nuklir Iran.

Kemudian Iran mengetes pula sistem pertahanan rudal, bernama 'Mersad' atau "Sergapan", yang diklaim kantor berita negara dapat mengunci pesawat musuh dalam jarak 80 km dan menghancurkan mereka dari 50 kilometer, bersama dengan dua misil lain termasuk misil altitude rendah bernama "Ya Zahra 3", yang juga disebut sebagai sepenuhnya asli produksi Iran dan didesain untuk memenuhi kebutuhan internal, demikian Farzas Esmaili kepada kantor berita negara.

Namun satu yang tak pernah diungkap yakni apakah senjata-senjata yang dipamerkan pekan ini benar-benar baru, atau sekedar diperbarui. Militer Iran oleh pengamat luar cenderung dianggap sering sesumbar mengenai perangkat keras militer produksi domestik, meski Tehran, faktanya selama berdekade bergantung kepada peralatan berusia beberapa dekade dari AS dan mengimport senjata dari Rusia dan Cina.

Tapi media Iran secara rutin sesumber mengenai senjata adalah 100 persen produksi dalam negeri.

Teheran, menurut sejumlah media menginginkan dunia percaya negara mampu mencukupi kebutuhan militernya sendiri dan sanksi terhadap nuklir Iran bukanlah hal besar. Pekan lalu juga pilot Iran menembak drone AS, MQ-1 Predator meski luput.

Namun Teheran tetap menggunakan kesempatan itu untuk mengumumkan bahwa negara itu mampu "memberi respon menghancurkan bentuk agresi musuh apa pun dalam waktu singkat dengan pukulan sekuat mungkin,"

sumber : Wired
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement