REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepala Komando Militer AS di Afrika, Jenderal Carter Ham menuding kelompok Al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM) terlibat dalam serangan Benghazi, Libya September lalu. Padahal sebelumnya, AS sempat menyatakan Al-Qaeda bukan pelaku di balik serangan yang menewaskan duta besar AS untuk Libya tersebut.
"Terdapat jaringan organisasi-organisasi ekstremis kekerasan yang berkembang, dan tampaknya bagi saya sangat mungkin bahwa beberapa teroris yang terlibat dalam serangan di Benghazi memiliki setidaknya beberapa hubungan dengan AQIM," kata Ham, Rabu (14/11).
Meski demikian, Ham tak merinci keterlibatan Aqim dalam serangan tersebut. Namun menurutnya, Aqim berhubungan dengan para penyerang kedutaan AS di Benghazi. "Itu bukan berarti serangan tersebut direncanakan AQIM, atau terorganisir atau memimpin aksi serangan. Tapi jelas, beberapa individu (penyerang) memiliki beberapa hubungan (dengan AQIM)," tuturnya.
Oktober lalu, badan intelijen AS menyatakan tak menemukan bukti keterlibatan Al-Qaidah dalam serangan Beghazi. Berdasarkan laporan penyelidikan, mereka mengatakan Al-Qaidah tak terbukti ikut berpartisipasi dalam kerusuhan mematikan tersebut.
Seperti diketahui, roket dan granat menghujani kantor konsulat AS di Benghazi Libya 11 September lalu. Tak hanya itu, para demonstran pun membakar gedung kedutaan. Empat warga AS termasuk Duta Besar AS untuk Libya John Christopher Stevens tewas akibat insiden tersebut.
Sebelumnya dikabarkan, Markas Besar Militer AS Pentagon melansir laporan terbaru terkait serangan Benghazi. Kronologis serangan dirilis Pentagon dalam laporan yang ditujukan menjawab situasi serangan tersebut.
Namun Menteri Pertahanan AS Leon Panetta berulang kali menyatakan tak ada pesawat ataupun tim pasukan bersenjata AS di dekat Benghazi. Mereka pun tak dapat diperintahkan dalam waktu singkat menuju lokasi kejadian dan mengatasi serangan.