Jumat 16 Nov 2012 16:27 WIB

Daftar Kementerian yang Diduga Terlibat Korupsi APBN

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Karta Raharja Ucu
Dipo Alam
Foto: antara
Dipo Alam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan tiga Kementerian Negara yang diduga terlibat korupsi, seperti dilaporkan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam.

Dipo menolak menyebut tiga nama kementerian tersebut. Pun dengan KPK belum mau membeberkannya kepada publik. Namun, berdasarkan informasi yang dirangkum ROL, tiga kementerian yang dilaporkan Dipo adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Perdagangan.

"Betul , tiga kementerian itu yang dilaporkan," kata pejabat KPK yang enggan disebutkan namanya membenarkan, Jumat (16/11).

Secara terpisah Juru Bicara KPK, Johan Budi mengaku belum diberitahu tiga nama kementerian yang dilaporkan tersebut. Saat ini, laporan Dipo Alam tersebut masih berada di Unit Dumas (Pengaduan Masyarakat).

"Masih di Dumas, Humas belum diberitahu," kata Johan, Kamis (15/11) kemarin.

Menurut Johan, laporan itu akan segera diverifikasi dan divalidasi. Kemudian, pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut.

Dipo Alam sebelumnya melaporkan tiga kementerian kepada KPK terkait 'kongkalikong' penggunaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2012 antara anggota DPR dan rekanan atau pengusaha.

"Itu ada banyak (yang dilaporkan), sekarang ada tiga Kementerian," kata Dipo Alam selepas menyampaikan pelaporan di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (14/11) kemarin.

Saat itu Dipo mengatakan laporan yang ia sampaikan bukan tudingan atas nama pribadi ataupun Seskab. Melainkan berdasarkan laporan dari beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Intinya itu bukan tudingan langsung dari saya, tapi itu suara dari laporan PNS dari kementerian yang kami terima dan dipelajari dengan beberapa contoh itu. Kami juga kroscek dengan pejabat yang melaporkan itu. Kami himpun semua dan kami kroscek dengan pejabatnya," kata Dipo memaparkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement