Senin 19 Nov 2012 07:30 WIB

Harga Minyak PunTerbakar Bara Gaza

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: M Irwan Ariefyanto
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Imbas serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina, merembet sampai ke bursa minyak mentah dunia. Pasar dibuat panik sehingga dengan cepat mendongkrak harga emas hitam ini. Situasi itulah yang terekam dari pasar minyak mentah dunia, seperti New York Mercantille Exchange, akhir pekan lalu.

Kekerasan telah mampu membuat harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Desember melejit, dari 1,22 dolar AS per barel hingga 86,67 dolar AS per barel. Kondisi serupa terjadi di pasar Eropa. Minyak Brent yang diperdagangkan untuk kontrak Januari ditutup di level 108,95 dolar AS per barel atau naik hingga 94 sen dalam perdagangan di Intercontinental Exchange.

Kenaikkan ini telah mengubah 180 derajat tren penurunan harga minyak yang sebelumnya terus terjadi hingga Kamis (15/11). Awalnya, harga minyak melemah karena ketidakpastian ekonomi global menjelang 2013 nanti.

Konflik di Timur Tengah itu diperparah dengan mencuatnya kekhawatiran, tersendatnya pasokan energi dunia. Ini akibat meledaknya operasi energi platform milik Black Elk Energi di Teluk Mexico. Menurut salah satu pelaku perdagangan di Again Capital John Kildfff, kenaikan harga minyak memang dipicu ketegangan yang terjadi. “Karena ketegangan terus terjadi, kami tidak ingin terperangkap sebelum akhir pekan tanpa pesanan,” ujarnya sebagaimana dilansir AFP.

Meski demikian, sebagaimana dikutip dari The National, para pengamat tetap yakin, krisis di Gaza hanya akan membawa dampak kecil pada harga minyak dunia. Selama konflik tak menyebar, analis dari Institut Managemen Energi New York, Dominick Chirichella, mengatakan, pelaku pasar hanya akan berhati-hati dan tak akan berlaku berlebihan.

Ia malah berpendapat, kecenderungan harga minyak yang terus menurun bakal tetap terjadi. “Selama ketegangan dan aktivitas militer terus berkembang, harga minyak hanya menemukan beberapa dukungan harga dalam jangka pendek,” ujarnya.

Analis dari Tradition Energy Stamford di AS, Gene McGillian, juga berpikir demikian. Ia menilai, ketidakpastian ekonomi dunia akan terus menggagalkan kenaikan harga minyak. Kepanikan pasar dinilainya hanya berlangsung sebentar dan setelah itu harga minyak akan kembali menurun.

Lalu, apakah kekerasan ini juga memengaruhi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP)? Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita H Legowo mengatakan, sejauh ini belum ada perubahan signifikan. ICP masih bergerak datar. “Kita masih terus mengevaluasi,” katanya.

Biasanya, harga patokan minyak mentah Indonesia ini begitu sensitif terhadap pergerakan harga minyak mentah dunia. ICP seperti kerap mengekor pergerakan harga minyak Light Sweet asal Amerika Serikat dan Brent dari Inggris. Minyak Brent dipompa dari Laut Utara.

Pada perdagangan Oktober, harga ICP berada di posisi 109,85 dolar AS. Harga itu lebih rendah 1,17 dolar AS per barel dibanding harga September. Pada bulan kesembilan itu, ICP bertengger pada harga 111,02 dolar AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement