REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Permasalahan banjir Jakarta dapat selesai dalam waktu tiga tahun jika diseriusi. Pendapat itu dilontarkan Rokhmin Dahuri, Penasehat Gubernur Bidang Kelautan Maritim
Menteri Kelautan dan Perikanan RI periode 2001-2004 menyatakan bnanjir yang terjadi kurun waktu kemarin dan hari ini telah mengungkit kembali sejarah Jakarta yang seakan 'terbiasa berlangganan' banjir.
"Kita tidak belajar pada pengalaman-pengalaman terdahulu," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (19/11) malam. Ia menuturkan, banjir Jakarta sudah terjadi dan terulang selama puluhan tahun, dan hanya Indonesia yang mengalaminya.
Banjir yang tak kunjung teratasi secara sempurna ini menurutnya karena pemerintah DKI Jakarta dan Indonesia tidak serius dan fokus pada aksi solusi. "Penyebab banjir Jakarta ini ada tiga hal, curah hujan Jakarta itu sendiri, Air kiriman dari Puncak Bogor dan Air Rob," ungkapnya.
Dalam mengatasi banjir memang memerlukan proses dan tidak serta merta langsung berhasil. Ia menilai, tiga tahun fokus dalam aksi mengatasi banjir dapat dibagi menjadi solusi jangka pendek dan jangka panjang.
Solusi jangka pendek, Rokhmin mengatakan, Pemerintah DKI Jakarta harus melakukan normalisasi semua saluran air mulai dari sungai, kali bahkan selokan-selokan yang saat ini banyak terhambat karena sampah. "Perlu dibersihkan dan pengerukan untuk membuatnya lebih dalam," kata dia.
"Selain itu juga saluran Banjir Kanal Timur (BKT) dan Banjir Kanal Barat (BKB) harus dioptimalkan," tuturnya. Ia mengatakan, jika BKT dan BKB beroperasi dengan baik, maka dapat mengurangi potensi banjir hingga 35 persen.
Selanjutnya ia menyebutkan Biopori atau lubang resapan air yang dapat membantu, selain mengurangi air banjir juga menambah resapan air tanah. "Dengan solusi jangka pendek ini, kemungkinan banjir bisa berkurang hingga 30 persen," kata dia.
Sementara untuk solusi jangka panjang, ia menilai Jakarta tak akan mampu bekerja sendiri. Perlu dukungan dan sumbangsih dari daerah sekitarnya.