Selasa 20 Nov 2012 14:43 WIB

Butuh Sanksi Hukum untuk Hentikan Israel

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Para aktivis membentangkan bendera Palestina raksasa dalam aksi mendukung negara Palestina merdeka di luar Gedung Dewan Uni Eropa di Brussels, Senin (19/11). (Reuters/Francois Lenoir)
Para aktivis membentangkan bendera Palestina raksasa dalam aksi mendukung negara Palestina merdeka di luar Gedung Dewan Uni Eropa di Brussels, Senin (19/11). (Reuters/Francois Lenoir)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niatan Palestina untuk menjadi negara merdeka tentu akan menjadi batu sandungan Israel di masa depan. Karena itu, serangan yang dilakukan Israel saat ini masih bertujuan untuk melemahkan niatan itu.

Ketua Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, menilai Israel jelas tidak menginginkan kemerdekaan Palestina. Karena itu, mereka membombardir  Palestina.

"Tindakan itu sangat biadab, di mana kemanusiaan tidak lagi dihargai. Sebabnya, dunia Internasional harus mengutuk itu," kata dia saat berbincang dengan ROL, Selasa (20/11).

Menurut Kiai Ma'ruf, langkah yang dilakukan Israel terkategori pembantaian berulang dan melampaui batas-batas kemanusiaan. Tentu, kita juga turut andil karena mendiamkan apa yang dilakukan Israel. "Dunia Arab dan Islam harus lebih kompak menyerukan penghentian serangan dan meningkatkan diplomasi guna menghukum Israel," kata dia.

Hukuman itu bisa berupa embargo atau hal lainnya. Dengan demikian, harapannya akan terhenti secara total niatan Israel untuk kembali menyerang Palestina. "Intinya harus ada sanksi hukum untuk tidak lagi serangan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement