REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Salah satu faktor kekalahan telak Chelsea dari Juventus, adalah kesalahan strategi yang diterapkan Roberto Di Matteo. Strategi 'false nine' alias tanpa penyerang, yang diterapkan Di Matteo justru gatot alias gagal total.
Dalam laga yang digelar di Juventus Arena, Rabu (21/11) dini hari WIB itu, Chelsea dicukur tiga gol tanpa balas. Kekalahan itu membuat Chelsea terancam menjadi juara bertahan pertama yang gagal lolos ke babak 'knock out' Liga Champions. Klimaksnya, manajemen Chelsea memecat Di Matteo.
Awalnya, Di Matteo menerapkan kebijakan bermain tanpa penyerang adalah guna meredam agresifitas lini tengah Juve. Sayang seribu sayang, Di Matteo gagal membaca keganasan lini serang Juve. (baca: Chelsea 'Mati Kutu' di Juventus Arena).
Rafael Benitez jadi kandidat utama calon suksesor pelatih Chelsea selanjutnya. Walau begitu, Chelsea sejatinya masih menyimpan peluang besar untuk lolos dari persaingan Grup E. Syaratnya, the Blues harus memetik kemenangan melawan Noredsjaelland di laga terakhir, 6 Desember mendatang. Di pihak lain, Chelsea harus berdoa agar Shakhtar Donetks mampu menekuk Juventus di Ukraina.