REPUBLIKA.CO.ID, MARJAYOUN, LEBANON -- Dua roket ditembakkan dari Lebanon selatan ke arah perbatasan Israel pada Rabu (21/11) malam, kata seorang pejabat keamanan Lebanon kepada AFP.
"Dua roket ditembakkan, satu jatuh di lokasi yang jelas-jelas wilayah Lebanon, satu lagi mengarah ke Israel," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu. Di Israel, seorang juru bicara militer mengatakan, "Tidak ada roket yang jatuh di wilayah Israel."
Pasukan Lebanon hari Senin menjinakkan dua roket di wilayah selatan yang kemudian disiapkan untuk diluncurkan ke Israel.
Israel terlibat dalam konflik sengit dengan Hizbullah Lebanon pada 2006 dan kedua negara itu secara resmi masih tetap dalam keadaan perang.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah hari Senin menjanjikan dukungan kelompok Syiah yang dipimpinnya itu bagi Hamas yang sedang menghadapi gempuran udara Israel.
Israel meluncurkan ofensif pada 14 November dengan pembunuhan seorang pemimpin militer Hamas. Sejak itu, saling serang antara kedua pihak menewaskan 148 orang Palestina dan lima warga Israel.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu, sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.
Menteri Luar Negeri Mesir Mohammed Kamel Amr, yang berbicara pada jumpa pers bersama Hillary, mengatakan di Kairo, penghentian serangan Hamas-Israel mulai berlaku pada Rabu pukul 19.00 GMT (Kamis pukul 02.00 WIB).