Kamis 22 Nov 2012 19:37 WIB

Pengamat: Genjot Impor Sapi Bakalan, Bukan Daging

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Salah satu peternakan sapi potong di Kediri, Jawa Timur.
Foto: Antara
Salah satu peternakan sapi potong di Kediri, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah perlu menggeliatkan industri peternakan. Ketua Komite Tetap Agribisnis dan Peternakan Kadin Juan Permata Adoe mengatakan mahalnya daging di pasaran disebabkan kelangkaan pasokan sapi.

Pemerintah, kata dia perlu membuka impor sapi bakalan untuk memancing pertumbuhan industri peternakan di dalam negeri. “Jangan dibuka keran impor daging. Nanti mati lagi peternaknya, semestinya impor sapi bakalan agar nilai tambahnya ada dalam negeri,” ujar Juan saat dihubungi, Kamis (22/11).

Juan mengatakan sebanyak 60 persen peternak Indonesia tidak berskala industri. Mereka memiliki sapi dalam jumlah yang sedikit. Pembibitan sapi masih dilakukan secara tradisional.

Menurut dia hal ini perlu dipancing dengan dibukanya keran impor sapi bakalan. Jika petani memiliki sapi lebih banyak dan bermain di skala industri, dalam jangka panjang akan bisa menstabilkan harga daging.

Stok sapi di pasaran berkurang karena peternak enggan menjual sapi. Peternak, kata Juan sengaja menunda menjual sapi mereka sampai bulan Desember, di saat harga daging diperkirakan lebih tinggi lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement