Sabtu 24 Nov 2012 07:47 WIB

Nigeria Tawarkan Uang Bagi Penangkapan Pemimpin Boko Haram

Serangan bom di Nigeria yang diklaim dilakukan kelompok Boko Haram
Foto: REUTERS/AFOLABI SOTUNDE
Serangan bom di Nigeria yang diklaim dilakukan kelompok Boko Haram

REPUBLIKA.CO.ID, KANO, NIGERIA--Militer Nigeria hari Jumat (23/11) menawarkan hadiah ratusan ribu dolar bagi pemberi informasi yang mengarah pada penangkapan para pemimpin kelompok garis keras Boko Haram.

Sebuah pernyataan militer mencatat 19 tersangka anggota senior Boko Haram dituduh bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam kekerasan di Nigeria utara dan tengah.

Hadiah 50 juta naira (317.000 dolar) ditawarkan bagi penangkapan pemimpin kelompok itu, Abubakar Shekau, dan 10 juta naira bagi "komandan-komandan" lain Boko Haram.

"Mereka diburu dalam kaitan dengan kegiatan-kegiatan teroris, khususnya di zona timurlaut Nigeria. Kejahatan berupa pembunuhan, pengeboman dan kematian sejumlah warga sipil, pemimpin keagamaan, ketua suku, pengusaha, politikus, pegawai negeri dan personel keamanan," kata militer dalam pernyataan itu.

"Mereka juga diburu karena serangan pembakaran dan penghancuran harta-benda yang bernilai jutaan naira," tambahnya.

Pada Juni, AS mengumumkan tiga militan Nigeria sebagai "teroris global". Namun AS tidak menyebut Boko Haram sebagai sebuah kelompok teroris, dengan alasan antara lain pusat kegiatan mereka di dalam negeri.

Ketiga orang yang diumumkan Kementerian Luar Negeri AS itu adalah Shekau, dan juga Abubakar Adam Kambar serta Khalid al-Barnawi, dua orang yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan kelompok regional Al Qaida.

Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.

Kano, kota berpenduduk sekitar 10 juta orang di Nigeria utara, merupakan wilayah yang terpukul paling parah dalam kekerasan itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement