REPUBLIKA.CO.ID, Arab Saudi mengumumkan pembentukan lembaga Amar Makruf Nahi Munkar di kota Aleppo Suriah dan mendirikan cabang Wahabi di kota ini.
Lembaga Amar Makruf Nahi Munkar Aleppo adalah institusi Saudi yang dikenal dengan lembaga pelaksana agama dan mayoritas anggotanya terdiri dari orang-orang ekstrim yang dikenal dengan nama Muthawi, demikian dilaporkan Fars News Selasa (27/11).
Dua hari setelah didirikan, lembaga tersebut langsung mengeluarkan fatwa melarang perempuan mengemudi. Terkait fatwa ini, kelompok pemberontak Suriah, Free Syrian Army (FSA) menegaskan bahwa pelanggar fatwa itu harus dihukum dan dianggap sebagai teroris.
Sheikh Ahmad Abdul Latif Abdullah, salah seorang ulama dan mubaligh Suriah mengatakan, fatwa ini aneh bagi masyarakat Suriah mengingat warga negara ini tidak mengenal interpretasi ekstrim dari prinsip agama seperti yang terjadi di Saudi.
Ia menambahkan, hal ini membuktikan dengan jelas intervensi Saudi dalam krisis Suriah dan menunjukan upaya untuk mengubah Aleppo mejadi kawasan Salafi ekstrim guna mencegah terbentuknya Muqawama di kawasan, bahkan mereka mengkafirkan setiap pihak yang mendukung Muqawama dan perjuangan melawan rezim Zionis Israel.
Sheikh Abdullah yang juga anggota pakar hukum agama Damaskus mengkritik keras Wahabi dan mengatakan, Wahabi dengan kedok agama berusaha memposisikan dirinya sebagai wakil Islam yang sebenarnya, hal ini tidak boleh dibiarkan terjadi di Suriah.
Wahabi di Saudi, masih kata Sheikh Abdullah, tidak sedang melaksanakan hukum-hukum fikih Islam, sebab para fuqaha tidak mempunyai argumentasi syariah yang melarang perempuan mengemudi. Pendekatan Saudi ini dan pendekatan-pendekatan Wahabi lainnya hanya khusus Al Saud dan tidak ada hubungannya dengan Islam, tetapi penafsiran salah tentang Islam.
Menurut Sheikh Abdullah, pembentukan Wahabi di Suriah yang diprakarsai oleh Wahabi Saudi, FSA dan front An-Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda sebagai upaya untuk menyerang rakyat negara ini.
Lebih lanjut ulama Suriah ini memperingatkan langkah-langkah Wahabi Saudi dan menegaskan bahwa langkah untuk mengalihkan pandangan masyarakat Suriah merupakan upaya yang sangat berbahaya, sebab dengan mengeluarkan fatwa-fatwa aneh, mereka ingin menyulut ketegangan di antara masyarakat dan memanfaatkannya untuk merealisasikan langkah-langkah anti-Islamnya.