Ahad 02 Dec 2012 22:50 WIB

'Banyak Sarjana tidak Memiliki Keterampilan Khusus'

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sarjana. (Ilustrasi)
Foto: zonaberita.com
Sarjana. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kemenakertrans Suhartono mengatakan dunia pendidikan di dalam negeri belum mampu mendidik sarjana yang siap pakai di dunia kerja. 

Sehingga ada ketidaksesuian antara kebutuhan tenaga kerja dengan kualitas sarjana yang dihasilkan. "Banyak sarjana tidak memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan di dunia kerja," kata Suhartono, Ahad (2/12)

Menurut Suhartono, ketidakmampuan dunia pendidikan dalam menghasilkan sarjana yang siap pakai membuat para sarjana masih harus mengikuti kursus keterampilan agar bisa diterima di pasar tenaga kerja. Akibatnya, waktu menganggurnya menjadi lebih lama. 

Padahal, kata Suhartono, sektor usaha yang membutuhkan tenaga kerja terampil terus berkembang. Misalnya, sektor industri kreatif dan perfilman yang membutuhkan keterampilan khusus. Kondisi ini diperparah dengan minimnya informasi tentang pasar tenaga kerja bagi sarjana yang ada di daerah.

"Lulusan pertanian di Purwokerto misalnya tidak mengetahui adanya kebutuhan tenaga kerja di Kalimantan untuk sektor pertanian," kata Suhartono.

Untuk mengatasi pengangguran intelektual ini, kata Suhartono, Kemenakertrans mengembangkan informasi pasar kerja melalui online dan melakukan pendampingan kepada mereka. "Para sarjana diberikan pendampingan untuk mendapatkan kerjaan," ujar Suhartono.

Kemenakertrans juga akan mengoptimalkan balai latihan kerja yang ada di setiap daerah untuk memberikan keterampilan khusus kepada para sarjana. 

Selain itu, para sarjana yang menganggur ini akan direkrut dan kemudian dibentuk kelompok usaha. "Seperti yang kami lakukan di Subang, Jawa Barat," kata Suhartono. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement