REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia, Selasa (4/12), ikut bergabung dengan Inggris dan Prancis dalam memanggil duta besar Israel untuk menyampaikan keprihatinan mendalam atas rencana Israel membangun permukiman baru di Yerusalem timur dan Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, menyatakan usulan Israel itu sangat menyulitkan peluang melanjutkan perundingan damai dengan Palestina.
"Australia sejak lama menentang semua kegiatan pemukiman," tambahnya. "Kegiatan tersebut mengancam kelangsungan penyelesaian dua negara. Tanpa penyelesaian dua negara, maka tidak akan pernah ada keamanan di Israel.''
Israel, yang pemukimannya di tanah jajahan dan caplokan di Palestina sejak lama telah menjadi duri upaya perdamaian, menolak mundur.
Langkah itu dipandang sebagai imbalan atas keberhasilan Palestina mendapatkan kedudukan negara pengamat bukan anggota di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tengah pekan sebelumnya.
Sekitar 3.000 rumah akan dibangun di tanah disebut E1. Wilayah dudukan Tepi Barat yang membentang dari ujung timur Yerusalem timur caplokan sampai pemukiman Israel Maaleh Adumim.