REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Aksi unjuk rasa yang menuntut Bupati Garut, Aceng HM Fikri mundur dari jabatannya Kamis (6/12) siang diwarnai bentrok.
Keributan terjadi di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kamis siang, di tengah-tengah kumpulan aparat kepolisian dan masyarakat lainnya.
Dua orang yang diduga sebagai pemicu keributan langsung diamankan oleh sejumlah anggota polisi ke dalam ruangan kantor DPRD setempat.
"Tidak tahu penyebabnya apa, tiba-tiba saja terjadi keributan polisi dengan orang yang ada di halaman DPRD," kata Candra salah seorang masyarakat yang berada sekitar kantor DPRD.
Aparat kepolisian yang melakukan penjagaan langsung membawa kedua orang yang belum diketahui identitasnya itu untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Ributnya bukan pendemo dengan pendemo, tapi ada salah seorang dengan anggota polisi ribut," kata masyarakat lainnya, Andri yang berada di kantor DPRD.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasi, Polres Garut, Kompol Rudi, mengatakan sudah melakukan langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya keributan.
Personel polisi yang diterjunkan untuk pengamanan pengunjuk rasa, kata Rudi, sebanyak 800 personel terdiri dari Polres Garut dan pasukan anti huru hara dari Brimob Polda Jabar.
"Demo sekarang ini ada yang pro dan kontra, tapi kita upayakan jangan sampai terjadi bentrok, alhamdulilah sampai sore ini tidak terjadi bentrok," kata Rudi.