REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih bingung dalam menentukan pilihan untuk melangkah pada Pemilukada DKI Jakarta, Juli 2012 mendatang. Hal itu terlihat setelah lewat dari dua hari waktu pendaftaran yang dibuka KPU DKI Jakarta, PDIP belum juga membulatkan nama yang akan diusung. Pun juga koalisi.
Kendati sejumlah pernyataan telah terlontar dari anggota Partai Demokrat (PD) untuk membuka jalan koalisi dan mengusung Fauzi Bowo-Adang Ruchiatna, namun PDIP belum mau mengamini hal tersebut. Menurut Sekjend PDIP, Tjahjo Kumolo, belum diumumkannya stretegi yang akan dilakukan partai lantaran pihaknya menargetkan kemenangan.
“PDIP itu mencari yang bukan hanya calon, tapi harus bisa menang,” kata dia, Rabu (14/3).
Jika berkaca pada pernyataan tersebut, nama Fauzi Bowo sepertinya layak ditempatkan. Namun, opsi menjatuhkan pilihan kepada incumbent ini ternyata banyak mendapat tentangan dari kader PDIP sendiri.
Sejumlah kader akar rumputnya berencana menggelar aksi tolak Foke di Kantor DPP PDIP Jalan Kebagusan Jakarta Selatan, Selasa (13/03) lalu. Meski aksi tersebut batal dilakukan karena para elit partai yang disasar sedang tidak berkantor di Markas Besar, namun para kader berjanji akan bertindak bila para elit partai tetap memutuskan mendukung Foke.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Departemen Komunikasi Politik DPD PDIP DKI, Marihot Napitupulu. Menurut dia, ketika pihaknya melakukan ‘turun gunung’, banyak kader yang berharap nama Boy Sadikin yang seharusnya maju.
Namun, hal tersebut mendapat pembantahan Pelaksana Harian Ketua DPD PDIP Jakarta, Djarot Sjaeful Hidayat. Menurut dia, perbedaan tersebut tidaklah menjadikan partainya kebingungan atau bahkan pecah. Sebab, kata dia, hal tersebut adalah wajar dalam proses demokrasi.
Kendati demikian, pihaknya enggan menyebut apakah tetap akan mengusung Foke seperti lima tahun lalu dan berkoalisi dengan Demokrat. Menurut dia, penyaringan nama-nama terkait siapa yang bakal diusung masih dalam musyawarah internal. Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan pendekatan dengan partai lain untuk menggalang koalisi.
“Kita tunggu saja hasilnya nanti. Yang jelas, pengumuman akan dilakukan antara tanggal 17-18 Maret,” kata dia.
Hal ini justru berbalik arah dengan pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan PDIP, Taufik Kiemas. Taufik dengan bulat malah melontarkan dukungannya kepada Foke.
“Kalau cerdas, PDIP seharusnya mendukung Fauzi Bowo dengan Adang Ruchiatna,” kata dia.