REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Terkait temuan data DPS fiktif dari P3I, pihak incumbent merasa ada upaya untuk melakukan tuduhan kepada pasangan nomor 1 Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara). Di mana seolah-olah DPS fiktif tersebut merupakan hasil rekayasa dari incumbent.
Tim sukses Foke-Nara bidang Advokasi, Dasril Affandi menilai apa yang disampaikan Panwaslu mengenai temuan P3I yang dinilai belum valid menunjukkan upaya tuduhan rekayasa DPS kepada incumbent itu tidaklah benar. "Terbukti P3I membuat laporan temuan yang tidak berdasar untuk menyasar incumbent," ungkap Dasril di Jakarta, Rabu (23/5).
Karena itu, Dasril meminta agar tuduhan-tuduhan kepada incumbent, di mana seolah-olah dapat merekayasa DPS demi memenangkan Pilgub harus dikritisi. Menurutnya bisa jadi adanya P3I ini adalah cara lain untuk menjegal incumbent agar terlihat kotor. "Perlu dilihat P3I itu di belakangnya yang bermain siapa," tutur Dasril.
Pada Selasa (22/5) kemarin, P3I menyerahkan temuan DPS fiktif yang didapati massif di sembilan kelurahan di Jakarta. P3I mengklaim menemukan 947.643 pemilih fiktif atau 13,5 persen dari DPS.
P3I kemudian mengatakan temuan ini masih bersifat sementara karena masih ditemukan kejanggalan lain dengan total 1,4 juta pemilih fiktif. Sebagian besar pemilih fiktif itu, klaim P3I, adalah pemilih yang bermasalah karena Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan nama yang sama dan NIK yang sama.