REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekitar satu bulan jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berbagai survei yang menguntungkan beberapa pasangan calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta terus bermunculan. Hasil survei lembaga tersebut pun dianggap tak logis terutama dalam metodologi, pengambilan sampel dan masa waktu surveinya.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PSOPSI), Andrinof Chaniago ada beberapa hasil survei yang keluar jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta memang terlihat tak logis.
"Diantaranya hasil survei tersebut menggunakan metodologi yang tidak tepat, sampel yang belum bisa menggambarkan populasi dan waktu yang cukup singkat," ujar Andrinof ketika dihubungi Republika, Selasa (29/5).
Pengakuan Andrinof ini seolah-olah menjawab adanya hasil survei yang seolah-olah berusaha menggiring opini warga Jakarta ke salah satu calon. Andrinof juga mengakui bahwa beberapa lembaga survei memang ada yang dikontrak oleh pasangan calon. Namun ia tidak mau menjawab lebih jauh lembaga survei mana itu.
Tapi ia memastikan, apabila memang lembaga survei dikotrak oleh pasangan calon. seharusnya lembaga survei itu harus memaparkan dengan sangat adil dan menyeluruh jawaban dari seluruh responden. "Jangan seolah-olah diarahkan atau ditutup-tutupi demi kepentingan salah satu calon," ungkapnya.
Ia juga mengatakan bila lembaga survei memang dikontrak oleh salah satu pasangan calon seharusnya yang tetap dikedepankan adalah publikasi permasalahan masyarakat. Bukan lebih menekankan pertanyaan arahan kepada salah satu pasangan calon. "Karena survei itu adalah berusaha memotret fakta yang dirasakan publik, bukan membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada," jelas dia.
Untuk melihat hasil survei yang tidak logis itu, menurut Andrinof, gampangnya lihat setelah perhitungan suara nanti. Apabila selisih hasil survei dari kecenderungan salah satu calon, mengalami selisih persentase yang cukup besar. Maka kredibilitas lembaga tersebut sudah sepatutnya dipertanyakan.
Data dari The Jakarta Institute hingga akhir Mei ini setidaknya ada lima lembaga yang telah melakukan survei Pilkada DKI Jakarta. Kelima Lembaga tersebut adalah Laboratorium Politik Universitas Nasional, Median Survei Nasional, Puskaptis, Indo Barometer dan Lingkaran Survei Indonesia.