REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak siang hingga sore hari, Rabu (11/7), suasana markas pemenangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli, riuh rendah. Keramaian disana bukan penampakan luar biasa. Beberapa bulan menjelang Pemilukada DKI, simpatisan pasangan cagub nomor urut satu itu terus berkumpul di gedung yang berada di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Namun riuh rendah sore itu terdengar ganjil. Tidak muncul teriakan 'Satu Putaran' dari ratusan simpatisan Foke-Nara seperti sebelum Pemilukada DKI digelar. Mereka tampak sibuk mengikuti penghitungan cepat yang ditayangkan secara langsung di beberapa stasiun nasional. Raut wajah mereka mendadak berubah lantaran hasil hitung cepat tidak seperti yang mereka inginkan.
Hasil hitung cepat menunjukan, perolehan suara Foke-Nara disalip pasangan Jokowi-Ahok. Persentase perolehan suara pasangan yang dikenal dengan kemeja kotak-kotak ini unggul hampir di seluruh wilayah Jakarta. Perbedaan suara mencapai 10 persen.
Kedatangan Foke-Nara di tengah-tengah simpatisannya memastikan harapan satu putaran harus berakhir. "Perjuangan belum selesai. Tunggu putaran kedua, insya Allah kami menang," ujar Foke.
Mengenakan kemeja bercorak hijau, Foke tampak tenang dan santai di depan pendukungnya. Ia mengakui hasil hitung cepat belum sesuai dengan yang diharapkan. "Ada unsur dan harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Kami akan evaluasi lebih lanjut bersama tim," ujar pria berkumis itu.
Namun, Foke tetap membakar semangat para pendukungnya. Ia optimis, dukungan yang solid akan memenangkan pasangan tersebut pada putaran kedua. "Kalau ditanya berkoalisi dengan siapa. Kami akan berkoalisi dengan rakyat," katanya yang disambut teriakan para pendukungnya.