Ahad 29 Jul 2012 01:26 WIB

'Isu SARA Ancam Kerukunan Antarumat Beragama'

Pilkada DKI
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pilkada DKI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mengatakan isu SARA yang tengah merebak menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, mengancam kerukunan antar umat beragama di wilayah ibu kota.

"Akhir-akhir ini, hari-hari di Jakarta selalu diwarnai oleh berbagai macam pesan singkat yang bersifat black campaign atau negative campaign," kata Ketua FKUB Ahmad Syafi'i Mufid dalam acara buka puasa bersama dengan cagub-cawagub DKI di kantor Panwaslu, Jakarta, Sabtu.

Menurut Syafi'i, ayat-ayat suci Al-quran tidak diperuntukkan sebagai senjata demi menjatuhkan salah satu pasangan kandidat cagub-cawagub. "Ajaran agama itu sesungguhnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, semua ayat suci tidak boleh digunakan untuk menjelek-jelekkan atau menjatuhkan satu sama lain," ujar Syafi'i.

Syafi'i juga mengatakan perilaku yang mencerminkan "black campaign" atau kampanye negatif, seperti memainkan isu SARA merupakan perilaku yang tidak baik.

"Terlebih kalau isu SARA ini sampai ke generasi muda, maka akan sangat berbahaya bagi mereka. Konflik antar budaya dan agama itu merupakan awal dari terbentuknya segala prasangka negatif," kata Syafi'i.

Syafi'i menghimbau kepada kedua pasangan calon agar tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye, dan sebaiknya masyarakat tidak terpancing dengan isu SARA tersebut.

"Jadi, mari kita semua bersama-sama menolak black campaign dan negative campaign secara terang-terangan, sehingga kita bisa hidup dengan tenang dan bahagia di ibu kota ini," ucap Syafi'i.

Selain ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta Ramdansyah, dalam acara tersebut hadir pula sejumlah pemuka agama yang tergabung dalam FKUB, antara lain Walubi, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement