REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu kampanye yang mengatasnamakan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) berembus menjelang putaran kedua pilkada DKI Jakarta
Menanggapi hal itu Edy Kuscahyanto dari Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah menyatakan sikap seperti itu belum mencerminkan Pancasila.
"Saya bilamg belum pancasila. Boleh saja SARA tapi jangan mengdiskreditkan. Apakah tepat. Itu kontra ideologi pancasila," kata Edy di sela-sela acara Forum Grup Discussion (FGD), Ahad (5/8).
Edy menambahkan Sara sudah menjadi Fitrah manusia."Kenapa harus dipermasalahkan lagi. Dan kalau saya mengutip Pak Din Syamsuddin ujian dalam manusak itu mampukah kita hidup dalam keberagaman." Ujarnya.
Masyarakat Jakarta terlalu cerdas untuk terpancing pada isu SARA. Kandidat yang nantinya terpilih dilihat dari track record bukan dari golongan mana dia berasal.