Senin 10 Dec 2012 13:13 WIB

Aktivis Yogyakarta Tolak Pentas Sirkus Lumba-lumba

Rep: neni ridarineni/ Red: Heri Ruslan
Sirkus Lumba-lumba
Foto: blogsome
Sirkus Lumba-lumba

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan Animal Friends Jogja (AFJ) menolak pentas sirkus Lumba-lumba dan aneka satwa yang saat ini diselenggarakan di DIY (Lapangan Denggung Sleman dan Pasar Malam Sekaten Alun-Alum Utara Yogyakarta). 

''Mereka dipaksa pentas sehari lima sampai tujuh kali dalam sehari selama 58 hari di Alun-Alun Utara  dan 30 hari di Lapangan Denggung. Hal itu merupakan bentuk penyiksaan.  Seharusnya Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa memberi contoh Yogyakarta tanpa pentas circus lumba-lumba,'' kata Program Manager AFJ Angelina Pane, saat menggelar aksi di depan Gedung Komplek Kepatihan, Senin (10/12).

Dalam aksinya mereka membawa media ogoh-ogoh berbentuk sepasang mamalia laut lumba-lumba yang salah satunya terborgol rantai aksi teatrikal, pemutaran video serta  spanduk dan poster yang bertuliskan antara lain: "Out of the circus, back to the sea Dophin", "Jogja istimewa tanpa satwa lumba-lumba dan aneka satwa", "Laut adalah tempat kami belajar dan bermain", "Save dolphin", "Sirkus lumba-lumba kejam".

Adanya sirkus lumba-lumba di Yogyakarta sangat memalukam. Yogyakarta sendiri sering dijadikan target empuk oleh korporat-korporat srkus satwa dalam melancarkan aksi pembodohan . Yogyakarta sebagai kota pendidikan dijadikan celah bahwa sirkus lumba-lumba  bertujuan untuk mengedukasi anak-anak .

''Padahal sirkus lumba-lumba hanya untuk hiburan dan kepentingan komersial belaka. Pada saat pertunjukan sirkus tidak ada paparan informasi yang disampaikan  untuk pendidikan. Justru pada saat sirkus lumba-lumba dan satwa merupakan ekspolitasi hewan dan merendahkan satwa itu sendiri,''ungkap dia.

Jika praktek edukasi palsu masih terus diberi ruang dan perizinannya selalu dipermudah, tentu saja akan berdampak negatif di mata dunia internasional bagi citra DIY sebagai kota pendidikan, budaya dan pariwisata. Perunjukan siklus lumba-lumba keliling ini hanya berlangsung di Indonesia dan Indonesia satu-satunya negara yang masih membiarkan kegiatan ini berlangsung.

Sementara itu Ketua JAAN Pramudya Harzani mengatakan aksi Dolphin Freedom Tour ini dalam rangka menentang seluruh kegiatan yang berhubungan dengan ekspolitasi satwa. Dalam hal ini adalah praktek atraksi lumba-lumba dan aneka satwa. Aksi yang dilakukan di Yogyakarta ini merupakan tur kampanye lintas kota dan di Yogyakarta merupakan kota yang ketiga setelah Denpasar, Bali dan Surabaya.

JAAN dan AFJ berharap Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X untuk tidak memberikan ijin terhadap pentas sirkus lumba-lumba yang merupakan pembodohan bagi masyarakat Yogyakarta. Rencananya setelah dari Yogyakarta, aksi akan dilanjutkan ke Semarang dan puncaknya di Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement