REPUBLIKA.CO.ID, SELANGOR --- Pemimpin Partai Keadilan Rakyat Malaysia (PKR) mengecam penghinaan mantan Menteri Penerangan Malaysia Tan Sri Zainuddin Maidin kepada mantan Presiden Indonesia BJ Habibie. Anwar Ibrahim mengatakan ungkapan 'Pengkhianat Bangsa' adalah serangan dengan tabiat yang buruk.
"Pernyataan itu adalah kedangkalan dan merupakan prasangka keji terhadap negara Indonesia," kata Anwar dalam email yang dikirimkannya kepada Republika, Selasa (11/12). Ia menyatakan prasangka tersebut adalah tabiat dari petinggi Malaysia yang arogan.
Melalui opini yang dituliskan Zainuddin dan dikutip oleh laman berita online themalaysianinsider.com, politisi lokal itu mengatakan kegagalan Habibie mempertahankan kedaulatan negara sendiri adalah bentuk dari pengkhianatan bangsa. Dalam opini yang beredar awal pekan lalu, dikatakan, lengsernya Pemerintahan Habibie (1999) silam disebutnya sebagai 'kehinaan'.
Zainuddin mengistilahkan Pemerintahan Habibie sebagai 'The Dog of Imperialism', dan menekankan pemerintahan singkat tersebut sebagai gunting dalam lipatan pemerintahan sebelumnya (Soeharto).
Meskipun opini tertulis tersebut bersifat personal, akan tetapi hal itu telah menimbulkan banyak kecaman mengingat Zainuddin adalah seorang mantan petinggi negara dan merupakan pejabat teras di partai penguasa Partai Persatuan Melayu Malaysia (UMNO).
Anwar mengatakan latar belakang Zainuddin tersebut menjadi patut dicurigai sebagai bentuk konfrontasi verbal terhadap pemerintah Indonesia. Pernyataan Zainuddin menurut mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu adalah bentuk rasisme yang meresahkan. Hal tersebut, kata dia, merupakan salah satu penyebab memburuknya hubungan bilateral kedua negara.
"Pernyataan Zainuddin tidak perlu ditanggapi. Dia tidak mewakili rakyat kami di Malaysia," ujar Anwar.