REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memaparkan kualitas air di Jakarta lebih baik dibandingkan kualitas air di Papua.
"Kualitas air di Papua mendapatkan nilai 14, sedangkan kualitas air di Jakarta mendapatkan nilai 24," ujar Deputi VII KLH Bidang Kelembagaan, Henri Bastaman, di Jakarta, Jumat (14/12).
Kualitas air di Papua semakin memburuk, karena mengandung merkuri yang berasal dari tambang liar yang terdapat di hulu sungai. KLH juga melakukan pemantauan di Danau Sentani yang juga menunjukkan hal serupa.
Sementara pemantauan di Jakarta dilakukan di Sungai Ciliwung. "Yang kami temukan di Ciliwung tercemar karena limbah domestik, sementara di Papua limbah tambang," jelas dia.
Hampir seluruh aliran Sungai Ciliwung tercemar berat dan mengandung bakteri berbahaya. Satu-satunya wilayah yang terbebas dari pencemaran di Sungai Ciliwung adalah sumber mata airnya.
Henri mengkhawatirkan jika pencemaran terus dibiarkan, maka masyarakat yang berada di daerah tersebut akan terkena dampaknya. Hujan asam juga terindikasi terjadi di Indonesia. Hal itu berdasarkan pemantauan di Bogor, Serpong, Maros, dan Kotoabang.
Berbagai permasalahan lingkungan terjadi di Indonesia seperti kualitas lingkungan menurun, ekstraksi sumber daya alam berlebihan, SDA yang semakin terbatas, kependudukan, pertumbuhan penduduk, ketahanan pangan, energi, tekanan pemanfaatan ruang, kapasitas SDM dan kelembagaan daerah masih rendah.