Senin 17 Dec 2012 16:19 WIB

Warga Mesuji Khawatir Konflik Meluas

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fernan Rahadi
 Suasana di Jalinsum Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung (ilustrasi).
Foto: Antara/M Tohamaksun
Suasana di Jalinsum Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Warga Desa Sritanjung, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Mesuji, Provisi Lampung, khawatir ada aksi balasan warga Desa Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilr (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel). Rasa takut warga terjadi setelah seorang warga Sungai Menang tewas dibakar warga di Sritanjung Sabtu (15/12) dini hari.

Bupati Mesuji, Khamamik, saat dikonfirmasi Republika, Senin (17/12), membenarkan bahwa kejadian di Sritanjung membuat warga terutama ibu-ibu dana anak-anak resah dan takut ada serangan warga desa seberang.

"Hari Minggu pagi sampai sore saya ke Sritanjung, infonya mereka pada ketakutan dan ibu-ibu serta anak-anak sebagian kecil pada pindah," kata Khamamik.

Yasmin (18 tahun), warga Sungaimenang Dusun 05, Kecamatan Sungaimenang, Kabupaten OKI, tewas oleh massa di Kampung Sritanjung, Sabtu (15/12). Ia terluka bakar dan sulit dikenali jasadnya. Sebelum kejadian, ia bersama dua kawannya bermotor melewati Desa Sritanjung.

Warga Sritanjung sering kehilangan motor dan banyak kejadian rampok motor. Warga menghadang Yasmin dan dua rekannya. Yasmin dan Frengki tertangkap, seorang lagi lepas.

Yasin dibakar massa karena diduga pembegal (perampok motor). Yasmin tewas dibakar bersama motornya, sedangkan Frengki lolos.

Kejadian ini, membuat Bupati Khamamik datang ke lokasi kejadian. Ia berusaha menenangkan warga yang resah dan takut.

"Saya sampaikan untuk ke depan dilarang main hakim sendiri ada pelaku kejahatan siapa saja boleh menangkap tapi selanjutnya serahkan pada polisi," kata mantan anggota DPRD Lampung.

Kepada warga, ia menegaskan kalau konflik diciptakan terus berarti masyarakat Mesuji menghancurkan nama baik Kabupaten Mesuji, Artinya, ujar dia, sama saja menetapkan dari pusat karena situasi tidak kondusif.

Pemkab memediasi kedua belah pihak yang bertikai. Bupati telah memberikan uang santunan kepada keluarga korban.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement