REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Selasa mengumumkan rencana bantuan 525 juta dolar AS untuk Kamboja selama tiga tahun mendatang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara itu.
ADB mengatakan, uang tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek guna meningkatkan produksi dan ekspor beras, memperbaiki jaringan transportasi dan sistem irigasi, serta mengembangkan kota-kota di sepanjang 'koridor' ekonomi yang menghubungkan Asia Tenggara.
Rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Kamboja dan membuatnya "lebih tahan terhadap guncangan eksternal," kata ekonom ADB, Peter Brimble.
Perekonomian Kamboja diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,4 persen tahun ini, menurut ADB yang berbasis di Manila.
Penghapusan sebagai sebuah negara yang gagal setelah dihancurkan rezin Khmer Merah pada 1975-1979 dan beberapa dekade perang sipil, negara Asia Tenggara itu telah menggunakan ekspor garmen dan pariwisata untuk membantu meningkatkan ekonominya.
Tetapi negara itu masih menjadi salah satu negara termiskin di dunia, dengan sekitar sepertiga dari 14 juta orang warganya hidup dengan kurang dari satu dolar per hari.