Rabu 19 Dec 2012 14:52 WIB

AS Ingin Persoalan Okinawa Segera Tuntas

Pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang.
Foto: AP
Pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--- Seorang pejabat Amerika Serikat berharap pada Rabu agar perseteruan mengenai pangkalan militer di Jepang dapat diselesaikan pada tahun baru. Harapan itu ditujukan kepada Shinzo Abe dari kubu konservatif yang kembali menjadi perdana menteri.

Amerika Serikat berseteru dengan pemerintahan sebelumnya mengenai rencana kontroversial untuk mengosongkan pangkalan udara Futenma di Okinawa.

Sesuai kesepakatan tahun 2006, saat Abe masih menjabat sebagai perdana menteri, fasilitas itu akan dipindahkan dari kota yang padat ke daerah yang lebih tenang di Henoko.

"Tentu saja tahun 2003 adalah tahun di mana kedua negara harus menyelesaikan persoalan pemindahan pangkalan udara dari Futenma ke Henoko," kata Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tokyo, Kurt Tong, di Washington.

"Ini adalah waktu yang tepat untuk mencapai kemajuan, dan saya berpendapat kedua negara dapat mencapai kata sepakat untuk persoalan ini," kata Tong di Center for Strategic and International Studies.

Abe, yang sebelumnya berkuasa pada 2006-2007, sejak lama menyuarakan kerjasama keamanan yang lebih erat dengan Amerika Serikat dan peran yang lebih besar bagi Jepang dalam pertahanan, yang dinilai terlalu lembek sejak kekalahan pada Perang Dunia II.

Partai Abe, Liberal Democrat, yang berkuasa hampir tanpa interupsi di Jepang pasca-perang, akhirnya kalah dalam pemilu 2009 dari partai berhaluan kiri yang dipimpin oleh Yukio Hatoyama.

Hatoyama kemudian mengundurkan diri setelah gagal memenuhi janjinya untuk negosiasi ulang Futenma, yang beberapa aktivis ingin agar sepenuhnya dihapus dari Okinwa.

Meskipun demikian, pemerintahan Presiden Barack Obama justru membangun hubungan yang hangat dengan perdana menteri lain dari partai Hatoyama, Democratic Party of Japan.

Amerika Serikat setuju pada April untuk menarik 9.000 tentara dari Okinawa di tengah-tengah perseteruan Futenma. Keputusan itu diambil menjelang kunjungan perdana menteri saat itu, Yoshihiko Noda, ke Gedung Putih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement