Senin 24 Dec 2012 15:59 WIB

Cerita di Balik Layar Timnas Togo

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Djibril Muhammad
Adebayor
Foto: msnigeria.com
Adebayor

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyerang Tottenham Hotspur, Emmanuel Adebayor, masih enggan kembali untuk membela tim nasional (timnas) Togo. Padahal, skuat negaranya berhasil meloloskan diri ke putaran final Piala Afrika 2013. 

Rumor berkembang, Adebayor menolak karena soal pembayaran bonus di tim nasional. Ia jelas membantahnya. Penyerang berusia 28 tahun itu mengaku hanya mendapatkan bayaran seribu poundsterling setiap laga dan ia tidak terlalu mempertimbangkannya. 

"Saya tidak menolak bermain untuk negara karena uang. Ini semua tentang organisasi (Federasi Sepak bola Togo)," kata dia, seperti dilansir the Sun, Ahad (23/12).

Adebayor menilai Federasi Sepak bola Togo (FTF) masih berantakan. Para pemain tim nasional tidak mendapat perhatian yang layak. Ia mengingat bagaimana FTF bertindak ketika kejadian tragis menimpa timnas Togo pada Januari 2010. 

Sejumlah awal timnas terluka ketika mendapat serangan kelompok bersenjata di dalam bus. "Bahkan pemerintah tidak membayar pengobatan untuk korban yang selamat. Itu tidak benar," kata dia.

Banyak kisah tak berkenan selama Adebayor membela timnas Togo. Ia mengatakan, jarang mendapatkan uang ganti untuk biaya pulang ke negaranya. Bahkan, menurut mantan striker Arsenal itu, dirinya terkadang membantu biaya pesawat rekan setimnya. 

"Mereka sering kali datang ke negara lain untuk kembali pulang (ke Togo), tapi tidak ada tiket yang disediakan," ujarnya.

Adebayor dan rekan-rekannya di tim nasional juga pernah menginap di hotel yang tidak layak. Ia mengatakan, kamar yang dipesan terkadang tidak sesuai dengan jumlah skuat. Sarana di hotel pun jauh dari kata nyaman. 

"Kami bisa tinggal di hotel yang toiletnya tidak berfungsi. Air masuk melalui jendela dan alat shower tidak bisa digunakan," kata pemain yang membela timnas Togo sejak 2000 itu.

FTF, menurut Adebayor, juga berlaku tidak adil terhadap beberapa pemain. Terutama bagi penggawa timnas yang bermain di luar negeri, jauh dari negaranya. Ia mencontohkan rekannya yang bermain di Afghanistan. FTF tidak menanggung biaya perjalanan mereka. 

"Para pemain ini tidak mempunyai uang dan mereka harus mengeluarkan 1300 poundsterling (sekitar Rp 20 juta) untuk pulang," kata penyerang yang sudah 54 kali membela tim nasional itu.

Adebayor masih bisa menerima kekurangan itu ketika akan membela timnas. Hal itu dijalaninya karena rasa cinta terhadap Togo. Bahkan bukannya mendapatkan uang, Adebayor justru kadang mengeluarkan dana pribadinya untuk menambah bonus tim. 

Seperti yang terjadi ketika Togo berhasil meloloskan diri ke Piala Afrika 2010. Dulu Adebayor masih bisa mentolelir sikap FTF. Kali ini, ia mulai merasa jengah. Adebayor menuntut FTF untuk berubah dan menjalankan organisasi dengan baik. Tapi, tuntutan itu masih belum bisa terpenuhi. 

"Saya terus memberitahukan FTF untuk lebih teroganisasi, tapi mereka tidak mendengarkan," ujarnya. 

Karena itu, Adebayor masih belum mau kembali untuk membela timnas Togo. Rasa trauma akan kejadian tragis dua tahun lalu juga masih membayanginya. Masih banyak pertimbangan yang harus dipikirkan Adebayor seandainya akan kembali mengenakan kostum tim nasional. 

"Saya senang kami bisa lolos (ke putaran final) lagi, tapi saya tidak bisa mempertaruhkan segalanya," kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement