REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah pedagang terompet yang mengadu nasib di Kota Semarang menjelang Tahun Baru 2013 mengeluhkan kenaikan harga baku yang membuat kian sulit meraup keuntungan.
"Harga kertas rata-rata sekarang naik. Misalnya kertas hologram kualitas biasa dulunya cuma Rp85 ribu per rol, sekarang di atas Rp 100 ribu per rol," kata pedagang terompet, Narto (52), di Semarang, Rabu.
Narto mengatakan harga berbagai jenis kertas yang menjadi bahan baku pembuatan terompet rata-rata mengalami kenaikan mencapai 30 persen dibanding sebelumnya. Sehingga, pedagang kian sulit menyiasati untung.
Permintaan terompet tahun baru 2013 cenderung sedikit menurun dibandingkan perayaan tahun baru lalu. Meski, penurunannya tidak terlalu signifikan.
"Karena harga bahan baku naik, harga terompet terpaksa ikut naik. Namun, kenaikannya paling hanya 10 persen. Kalau naiknya terlalu banyak, itu tidak laku," kata pria asli Wonogiri, Jawa Tengah itu.
Ia mencontohkan terompet model biasa dijual dengan harga bervariasi mulai Rp 3.000-5.000 per buah. Harganya bergantung kualitas untuk harga kulakan.
Model yang lebih rumit seperti terompet naga dijual di kisaran Rp 10.000 per buah untuk kulakan. Namun, penjual terompet eceran di pasaran bisa menjualnya sampai Rp 15-20 ribu per buah.