Rabu 26 Dec 2012 17:41 WIB

Zainab Al-Ghazali, Penentang Kezaliman (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Zainab al-Ghazali.
Foto: ciibroadcasting.com
Zainab al-Ghazali.

REPUBLIKA.CO.ID, Di hadapan tak kurang dari lima ribu jamaah perempuan, seorang sosok daiyah (sebutan untuk dai perempuan) menyerukan secara lantang untuk menentang Menteri Pendidikan Mesir Periode (1950-1952) Dr Toha Husein yang berencana menggelar konser musik.

Pertunjukan itu sedianya digelar sebagai penyambutan untuk orientalis asal Prancis yang datang ke Kairo.

Pasalnya, lokasi acara tersebut ialah halaman Masjid Ibnu Thulun. Padahal, saat itu adalah jadwal majelis ilmu dengan ribuan peserta.

Daiyah itu berkata, “Siapa yang ingin mati syahid dan berada di surga tanpa ada halangan apa pun kecuali kematian?”

Seruannya itu mendapat sambutan dari jamaah. Mereka siap. Ia pun mengisahkan tentang rencana Menteri. Seketika itu juga, ribuan Muslimah itu bergegas membongkar tenda dan peralatan yang telah disiapkan.

Satu kompi polisi hendak mencegah dan menangkap sang daiyah, tetapi mendapat perlawanan dari para pengikutnya. Insiden ini pun akhirnya menuntut Perdana Menteri Mesir kala itu, Musthafa Basya an-Nuhas, turun tangan. Ia akhirnya membatalkan perayaan tersebut.

Daiyah itu ialah Zainab Muhammad al-Ghazali al-Jabili. Tokoh yang lahir pada 2 Januari 1917 ini terkenal tegas dan berani. Ia sangat menentang sekularisasi dan liberalisasi oleh sebagian kelompok di Bumi Kinanah, Mesir.

Keberaniannya itu secara genetikal berasal dari Umar bin Khatab yang ia warisi dari garis keturunan sang ayah. Sementara, nasab ibunya menyambung hingga Hasan bin Ali.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement