REPUBLIKA.CO.ID,KIGALI--Penanggulangan bahaya narkoba dikalangan pemuda Muslim akan menjadi program ke depan Asosiasi Muslim Rwanda (AMUR).
Program ini mendesak untuk dilakukan mengingat banyak pemuda muslim terjerat kasus narkoba.
Kepala AMUR, Mufti Abdul Karim Gahutu mengatakan, penyalahgunaan narkoba selain bertentangan dengan ajaran Islam juga memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Generasi muda diharapkan akan mengambil alih estafet kepemimpinan di masa depan, makanya mereka harus bebas narkoba.
"Kami menyadari generasi muda merupakan sasarannya," kata Gahutu, seperti dikutip Allafrica.com, Kamis (28/12).
Gahutu mengatakan, program ini nantinya akan langsung menjangkau akar rumput sehingga memiliki dampak langsung pada masyarakat. Program ini juga disisipkan ajaran agama sehingga memperkuat iman pemuda.
Menteri Keamanan Internal, Sheikh Musa Fazil Harerimana menyambut baik inisiatif komunitas Muslim.
"Kita perlu bekerja sama untuk memastikan negara ini dan masa depan anak-anak tidak hancur karena narkoba. Saya percaya kerjasama ini akan memberikan dampak signifikan," ucap Harerimana.
Saat ini, Rwanda masih dalam status negara tujuan pasar narkoba. Kebanyakan narkoba masuk ke Rwanda melalui Uganda dan Republik Demokratik Kongo, tetangga terdekat Rwanda.
Peredarannya setiap tahun terus meningkat. Ini terlihat dari laporan polisi sepanjang tahun 2012.
Berdasarkan laporan itu, sebanyak 263 perempuan dan 183 pria ditangkap karena mengkonsumsi ganja dan kanyanga, minuman keras yang dilarang pemerintah.