Kamis 27 Dec 2012 15:15 WIB

Muslim Rwanda Fokus Berantas Narkoba

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Ilustrasi Muslim Afrika saat pertama kali menjejakkan kaki di Benua Amerika.
Foto: wordpress.com
Ilustrasi Muslim Afrika saat pertama kali menjejakkan kaki di Benua Amerika.

REPUBLIKA.CO.ID,KIGALI--Penanggulangan bahaya narkoba dikalangan pemuda Muslim akan menjadi program ke depan Asosiasi Muslim Rwanda (AMUR).

Program ini mendesak untuk dilakukan mengingat banyak pemuda muslim terjerat kasus narkoba.

Kepala AMUR, Mufti Abdul Karim Gahutu mengatakan, penyalahgunaan narkoba selain bertentangan dengan ajaran Islam juga memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Generasi muda  diharapkan akan mengambil alih estafet kepemimpinan di masa depan, makanya mereka harus bebas narkoba.

"Kami menyadari generasi muda merupakan sasarannya," kata Gahutu, seperti dikutip Allafrica.com, Kamis (28/12).

Gahutu mengatakan, program ini nantinya akan langsung menjangkau akar rumput sehingga memiliki dampak langsung pada masyarakat. Program ini juga disisipkan ajaran agama sehingga memperkuat iman pemuda.

Menteri Keamanan Internal, Sheikh Musa Fazil Harerimana menyambut baik inisiatif komunitas Muslim.

"Kita perlu bekerja sama untuk memastikan negara ini dan masa depan anak-anak tidak hancur karena narkoba. Saya percaya kerjasama ini akan memberikan dampak signifikan," ucap Harerimana.

Saat ini, Rwanda masih dalam status negara tujuan pasar narkoba. Kebanyakan narkoba masuk ke Rwanda melalui Uganda dan Republik Demokratik Kongo, tetangga terdekat Rwanda.

Peredarannya setiap tahun terus meningkat. Ini terlihat dari laporan polisi sepanjang tahun 2012.

Berdasarkan laporan itu, sebanyak 263 perempuan dan 183 pria ditangkap karena mengkonsumsi ganja dan kanyanga, minuman keras yang dilarang pemerintah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement