Jumat 28 Dec 2012 10:45 WIB

Cuaca Ekstrem, Keterserapan Urea Rendah

Rep: Ita Winarsih/ Red: Heri Ruslan
Produksi pupuk urea di PT Pusri.
Foto: Republika/Maspril Aries
Produksi pupuk urea di PT Pusri.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Selama 2012, keterserapan pupuk jenis Urea rendah. Hal itu, disebabkan cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun ini. Saat musim kemarau, sejumlah daerah di Jabar mengalami kekeringan.

Sehingga, banyak petani yang tak bisa tanam. Begitu pula saat musim rendeng, petani belum berani tanam. Lantaran khawatir terjadi banjir.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Ade Cahya, mengatakan, capaian penyerapan tahun ini hanya 500 ribu ton. Padahal, targetnya sebesar 750 ribu ton. Karena banyak yang tak terserap, Urea tersebut masih menumpuk di gudang lini III tingkat kabupaten. Serta gudang PT PKC.

"Sepanjang 2012 ini, cuaca sangat ekstrim. Terutama, saat kemarau," ujar Ade, Jumat (28/12).

Saat ini, stok Urea di gudang PT Pupuk Kujang sekitar 87 ribu ton. Sebenarnya, dengan banyaknya stok Urea, akan bermanfaat untuk kedepannya. Yaitu, stok pupuk untuk masa tanam rendeng cukup aman. Dengan begitu, PT PKC bisa menjamin, musim tanam rendeng tidak akan terjadi kelangkaan pupuk. Sebab, Ureanya saja saat ini masih surplus.

Dia menjelaskan, kemarau panjang yang terjadi beberapa bulan lalu berdampak cukup signifikan terhadap penyerapan. Kalaupun saat ini sudah memasuki musim penghujan, tidak lantas bagi perusahaannya untuk gembira.

Musim hujan seperti sekarang, tidak menjamin penyerapannya menjadi tinggi. Sebab, ada faktor lain, semisal bencana alam banjir atau longsor yang mengakibatkan rendahnya produksi padi. Adanya banjir atau bencana alam ini, lanjut Ade, selalu dikhawatirkan terjadinya gagal panen. Sehingga, banyak di antara petani menunda masa tanam.

           

Terkait dengan harga pupuk bersubsidi, sejauh ini belum ada perubahan. Yakni, Harge Eceran Tertinggi (HET) masih Rp1.800 per kilogram. Namun, mayoritas petani membeli Urea di atas HET. Sebab, sering kali mereka membeli dengan sistem bayar panen (Yarnen) ke pemilik kios. Kemudian, ada juga yang membelinya secara eceran.

Kalau ingin membeli Urea sesuai dengan HET, petani harus melakukan pembayaran secara tunai. Kemudian, pembelian di kios resmi. Tidal membeli dalam kapasitas eceran. Melainkan harus satu karung ukuran 50 kilogram.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement